AS dan Indonesia Memberikan Hibah untuk Meningkatkan Kelestarian Hutan dan Memerangi Perubahan Iklim

Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake dan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Zulkifli Hasan meluncurkan hibah tahap pertama senilai 28,5 juta dolar AS untuk konservasi hutan di bawah Program Tropical Forest Conservation Act(TFCA) Kalimantan. Pada tahap ini, hibah akan diberikan kepada sembilan organisasi yang akan berkarya di Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) dan Kabupaten Berau, Mahakam Ulu dan Kutai Barat (Kalimantan Timur). Hibah ini akan mendukung program untuk melindungi keanekaragaman hayati di hutan dan menurunkan emisi gas rumah kaca bekerja sama dengan pemerintah kabupaten untuk memperkuat kebijakan konservasi di dalam dan sekitar kawasan lindung. Penerima hibah akan membantu masyarakat yang tinggal di kawasan hutan untuk memperoleh penghasilan dengan cara-cara yang tidak merusak hutan. Prakarsa ini juga bertujuan mempromosikan penggunaan lahan untuk pembangunan rendah emisi kepada masyarakat.

Amerika Serikat dan Indonesia sebelumnya menandatangani perjanjian TFCA Kalimantan yang mengurangi utang Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah AS sebesar hampir 28,5 juta dolar AS. Sebagai gantinya, Pemerintah Indonesia mengalihkan dana ini untuk mendukung pemberian hibah kepada organisasi non-pemerintah dan universitas setempat yang akan melindungi dan melestarikan hutan tropis di Kalimantan. Perjanjian di bawah kemitraan dengan World Wide Fund for Nature-Indonesia(WWF) dan the Nature Conservancy (TNC) merupakan perjanjian TFCA ke-dua yang mengalihkan utang untuk pelestarian lingkungan.

“Amerika Serikat merasa bangga bermitra dengan Indonesia dalam program TFCA Kalimantan dan mempromosikan pelestarian hutan,”kata Duta Besar Blake. “Amerika Serikat memiliki sejarah panjang dalam mendukung upaya konservasi di Indonesia maupun di seluruh dunia dan kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam melindungi sumber daya alam bagi kepentingan generasi sekarang dan masa depan.”

“Saya harap program TFCA Kalimantan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek bagi masyarakat yang tinggal di kawasan hutan, tetapi juga membantu penggunaan sumber daya hutan secara berkelanjutan dan bersinergi dengan upaya konservasi di Indonesia,” kata Menteri Zulkifli Hasan.

Amerika Serikat memberikan komitmen sekitar 500 juta dolar AS untuk memerangi perubahan iklim di Indonesia. Mengurangi kerusakan hutan akan membantu melestarikan keanekaragaman hayati yang luar biasa di Indonesia, memerangi perubahan iklim, dan memberikan dukungan bagi jutaan orang yang menggantungkan sumber pendapatannya dari hutan. Perubahan iklim telah mempengaruhi tanaman pangan seperti padi, kakao, dan kopi. Peningkatan suhu mengakibatkan semakin banyak kebakaran hutan dan cuaca yang lebih ekstrim. Tantangannya adalah untuk memenuhi permintaan komoditas yang naik pesat dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus mencegah penebangan hutan dan kerusakan hutan tropis Indonesia.

Semua proposal hibah dikaji dan diseleksi oleh Komite Pengawas TFCA Kalimantan, yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia, the Nature Conservancy, dan World Wide Fund for Nature Indonesia. Semua hibah ini akan dikelola oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).