Hari ini di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), pemerintah Amerika Serikat dan Kementerian Kehutanan Indonesia meluncurkan standar kredit karbon hutan baru. Standar kredit karbon ini merupakan yang pertama di dunia yang mengintegrasikan secara penuh persyaratan penghitungan karbon, dampak sosial-budaya/sosial-ekonomi, dan keanekaragaman hayati. Standar tersebut tercetus berkat kerja sama Universitas Indonesia dan Columbia University yang telah terjalin lama. Kemitraan ini memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi untuk menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan sebagai biaya pengelolaan TNBB untuk menekan deforestasi. Peluncuran tersebut merupakan yang pertama di Asia, dan menempatkan Indonesia di posisi terdepan dalam upaya penurunan emisi karbon. Dalam kata sambutannya, Andrew Sisson, Direktur Misi Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), menggarisbawahi bagaimana kolaborasi antara AS dan Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dapat membantu mengatasi tantangan perubahan iklim global. Ia juga mengatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan contoh dari cara baru dalam melakukan bisnis, yang menyatukan sektor swasta, publik, dan institusi donor untuk menanggapi masalah pembangunan.