Dubes AS Kunjungi PLTP Gunung Salak Milik Chevron Untuk Promosikan Potensi Energi Panas Bumi

Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake pada tanggal 10 April 2014 lalu mengunjugi Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Gunung Salak yang dioperasikan oleh Chevron Geothermal Salak. PLTP ini telah memasok kebutuhan listrik nasional sejak tahun 1994 dan menjadi sebuah contoh peran penting perusahaan-perusahaan AS dalam mendukung sasaran-sasaran energi dan lingkungan hidup di Indonesia. Dalam kunjungannya ini, Dubes Blake melihat bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi yang lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara lain, namun hingga saat ini hanya memanfaatkan 5 persen  dari seluruh potensi yanag ada.  Berbeda dengan sumber energi lainnya seperti batubara, gas, atau minyak, energi  panas bumi tidak akan habis serta tidak menghasilkan efek rumah kaca.

“Dengan energi panas bumi, Indonesia memiliki keuntungan kompetitif yang tak akan pernah hilang dalam persaingan global. Dan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dapat mendukung usaha-usaha Indonesia dalam mengembangkan sumber daya yang menggunakan keuntungan kompetitif ini,” kata Dubes Blake pada akhir kunjungannya. “Panas bumil tidak tergantung pada naik-turunnya harga bahan bakar di pasar-pasar komoditi internasional dan hal ini akan memperkuat ketahanan energi Indonesia.  Selain itu, energi ini tidak menyebabkan polusi udara ataupun mendorong perubahan iklim sehinga dapat meningkatkan kesinambungan energi di Indonesia.”

Duta Besar Blake juga menekankan bahwa U.S. Trade and Development Agency, atau Badan Perdagangan dan Pembangunan AS, selama bertahun-tahun terus mendukung pembangunan sektor panas bumi di Indonesia, termasuk juga dengan mengucurkan dana lebih dari 2,2 juta dolar AS untuk mendanai studi kelayakan tiga proyek panas bumi, menggelar lokakarya geothermal di lima lokasi, serta menjadi tuan rumah bagi kunjungan misi usaha para pemuka bisnis sektor panas bumi Indonesia di Amerika Serikat.

Kunjungan ini sekaligus membuka kesempatan berharga bagi pertumbuhan sektor geothermal di Indonesia apabila pasar dan kebijakan di sektor ini dapat memberikan insentif untuk berinvestasi demi mencapai target ambisius energi terbarukan di Indonesia.

Selain bentuk dukungan untuk sektor energi geothermal, Duta Besar Blake mencatat saat ini pemerintah AS berinvestasi lebih dari 350 juta dolar AS untuk meningkatkan proyek energi terbarukan melalui proyek ekonomi hijau MCC, Proyek USAID untuk Pengembangan Energi Bersih Indonesia, dan Proyek Departemen Energi AS untuk ketersediaan listrik yang berkelanjutan di daerah terpencil Indonesia. “Tidak ada negara lain selain Amerika yang menginvestasikan dananya lebih banyak untuk masa depan energi terbarukan di Indonesia”, ujar Duta Besar Blake.