Dukungan AS untuk ASEAN dalam Memerangi COVID-19

DEPARTEMEN LUAR NEGERI AS
KANTOR JURUBICARA

31 Maret 2020

LEMBAR INFORMASI
Dukungan AS untuk ASEAN dalam Memerangi COVID-19

Sebagai pemimpin dalam bidang kesehatan global dan untuk respons kemanusiaan terhadap COVID-19, Amerika Serikat telah bertindak cepat mendukung mitra-mitra kami di ASEAN dalam memerangi virus COVID-19. Sejak kemunculan wabah, Pemerintah AS telah menyediakan sekitar 18,3 juta dolar AS untuk bantuan kesehatan darurat dan kemanusiaan untuk negara-negara anggota ASEAN. Secara global, hingga 26 Maret 2020, Amerika Serikat telah menyediakan investasi awal senilai hampir 274 juta dolar untuk bantuan kesehatan darurat dan kemanusiaan dalam membantu negara-negara yang membutuhkan, di samping dana yang telah disalurkan pada organisasi multilateral seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF.

Jumlah total hingga saat ini termasuk hampir 100 juta dolar bantuan kesehatan darurat dari Dana Cadangan Darurat Kesehatan Global USAID dan 110 juta dolar bantuan kemanusiaan dari akun Bantuan Bencana Internasional USAID, yang akan disediakan untuk 64 negara paling berisiko yang menghadapi ancaman pandemi global ini. Melalui Biro Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi Departemen Luar Negeri AS, badan pengungsi PBB UNHCR akan menerima bantuan kemanusiaan senilai 64 juta dolar untuk mengatasi ancaman akibat COVID-19 yang terjadi di beberapa wilayah krisis kemanusiaan terutama bagi kelompok orang paling rentan di dunia.

Pendanaan Baru untuk Membantu ASEAN dalam Memerangi COVID-19:
Pendanaan Amerika Serikat untuk negara-negara ASEAN terkait COVID-19 mendukung tujuan-tujuan berikut ini:

  • Menyiapkan laboratorium pengujian skala besar untuk COVID-19;
  • Pencegahan dan pengendalian infeksi;
  • Mengaktifkan komunikasi terkait risiko;
  • Melaksanakan rencana darurat kesehatan masyarakat untuk titik masuk perbatasan;
  • Mengaktifkan pencarian kasus dan pengawasan berbasis kejadian untuk penyakit yang menyerupai influenza;
  • Melatih dan melengkapi para penanggap cepat dalam penyelidikan dan penelusuran kontak;
  • Memperbarui materi pelatihan untuk petugas kesehatan.

Badan-badan pemerintah AS yang mempelopori respons internasional, termasuk Departemen Luar Negeri , USAID, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit  (CDC), bekerjasama dengan erat untuk mengalokasikan dana berdasarkan titik penting dan kerentanan terhadap COVID-19. Amerika Serikat juga berkoordinasi dengan donor lainnya untuk melengkapi bantuan serta menghindari perangkapan.

Dukungan Terdepan dari Amerika Terhadap Kesehatan Publik ASEAN
Dukungan darurat ini merupakan tambahan dari bantuan kesehatan publik senilai hampir 3,5 miliar dolar yang telah diberikan oleh Amerika Serikat kepada Negara Anggota ASEAN selama 20 tahun terakhir. Amerika Serikat merupakan negara terdepan dalam bantuan kesehatan publik, dengan lebih dari 9,5 miliar dolar yang dialokasikan pada 2019 guna mendukung kesehatan publik di seluruh dunia, termasuk di Asia Tenggara. Jumlah ini mencakup dana untuk menanggulangi ancaman pandemik, HIV/AIDS, malaria, tuberkulosis (TB), dan kebutuhan kesehatan lainnya. Sejak 2009, pembayar pajak Amerika telah mendanai bantuan kesehatan senilai lebih dari 100 miliar dolar dan hampir 70 miliar dolar bantuan kemanusiaan secara global. Negara kami senantiasa menjadi donor tunggal terbesar dalam bidang kesehatan dan kemanusiaan, baik dalam upaya pembangunan jangka panjang dan pengembangan kapasitas bersama mitra-mitra kami maupun upaya tanggap bencana dalam menghadapi krisis yang berulang. Dana ini telah menyelamatkan nyawa, melindungi orang-orang yang paling rentan terhadap penyakit, membangun institusi kesehatan, serta mendorong stabilitas komunitas dan bangsa-bangsa.

Dukungan Darurat COVID-19 Amerika Serikat untuk Negara-Negara ASEAN (berdasarkan negara, hingga 26 Maret):
Amerika Serikat memberikan bantuan teknis dan dukungan finansial untuk negara-negara anggota ASEAN, dengan jumlah awal senilai 18,3 juta dolar. Dukungan tersebut adalah:

Brunei:

  • Departemen Luar Negeri AS menyampaikan permohonan Brunei kepada perusahaan-perusahaan AS terkait ketersediaan respirator dan Alat Pelindung Diri (APD) setelah kebutuhan dalam negeri di AS terpenuhi.

Kamboja:

  • Bantuan kesehatan senilai kurang lebih 2 juta dolar akan membantu pemerintah Kamboja mempersiapkan sistem laboratorium, mengaktifkan penemuan kasus dan pengawasan berbasis kejadian, serta mendukung ahli teknis dalam respons dan kesiapsiagaan, dan lebih banyak lagi.
  • CDC membantu Kamboja dalam manajemen penelusuran klinis, tes laboratorium, pengawasan, dan pengendalian infeksi.
  • Seorang dokter dari National Institutes of Health membantu dalam konsultasi klinis, dan menyusun panduan perawatan klinis untuk Royal Phnom Penh Hospital (rumah sakit perawatan rujukan Kamboja).
  • Amerika Serikat telah berinvestasi secara jangka panjang di Kamboja, dan menyediakan lebih dari 730 juta dolar dalam bentuk bantuan kesehatan dan lebih dari 1,6 miliar dolar dalam bantuan secara keseluruhan selama 20 tahun terakhir.

Indonesia:

  • Bantuan kesehatan sebesar 2,3 juta dolar akan membantu pemerintah Indonesia mempersiapkan sistem laboratorium, mengaktifkan penemuan kasus dan pengawasan berbasis kejadian, serta mendukung ahli teknis dalam respons dan kesiapsiagaan, dan lebih banyak lagi.
  • CDC telah memberikan bantuan teknis kepada petugas kesehatan Indonesia.
  • Amerika Serikat telah menginvestasikan lebih dari 1 miliar dolar dalam bidang kesehatan, dan lebih dari 5 miliar dolar dalam bantuan secara keseluruhan selama 20 tahun terakhir.

Laos:

  • Bantuan kesehatan senilai hampir 2 miliar dolar akan membantu pemerintah Laos mempersiapkan sistem laboratorium, mengaktifkan penemuan kasus dan pengawasan berbasis kejadian, serta mendukung ahli teknis dalam respons dan kesiapsiagaan, dan lebih banyak lagi. Departemen Pertahanan (DOD) saat ini bekerja untuk menyediakan perlengkapan tes tambahan.
  • Enam spesialis CDC mengunjungi Laos untuk memberikan pelatihan tentang epidemi, pemantauan dan laboratorium.
  • CDC dan DOD memimpin gladi ruang dan simulasi bersama mitra-mitra pemerintah Laos terkait mitigasi COVID-19 pada bulan Maret. Kegiatan ini    termasuk latihan simulasi untuk kesiapan dan respons terhadap COVID-19 di bandara internasional Wattay, 19-20 Maret.
  • Bantuan dan pelatihan dari Lembaga Mitigasi Ancaman Pertahanan Departemen Pertahanan AS (DTRA)  yang sedang berlangsung, terutama untuk program penanggulangan ancaman biologis, mendukung kapasitas kementerian kesehatan Laos untuk melakukan tes COVID-19 secara professional
  • Amerika Serikat telah menginvestasikan hampir 92 juta dolar untuk bidang kesehatan dan lebih dari 348 juta dolar selama 20 tahun terakhir di Laos.

Malaysia:

  • Departemen Luar Negeri AS mengidentifikasi perusahaan-perusahaan  AS yang dapat memasok ventilator dan ADP untuk pemerintah Malaysia setelah kebutuhan domestik AS terpenuhi.
  • Departemen Luar Negeri AS mencoba menghubungkan Lembaga Riset Kesehatan Malaysia dengan perusahaan dan lembaga yang tempat untuk membantu melakukan test antigen serta pelatihan pengembangan vaksin.

Myanmar:

  • Pendanaan kesehatan dan kemanusiaan sekitar 3,8 juta dolar akan dialokasikan untuk persediaan air bersih dan sanitasi, pengelolaan kasus COVID-19, pengawasan berbasis kejadian, koordinasi, dan lain-lainnya
  • CDC membantu Kementerian Kesehatan dan Olah Raga mencanangkan sesi mentoring jarak jauh nasional mengenai COVID-19 dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai wabah COVID-19 kepada para pekerja medis di lini terdepan yang berada di lebih 100 lokasi di penjuru negara Myanmar.
  • CDC juga memberikan dukungan teknis terkait epidemiologi, pengawasan, dan pendeteksian kasus laboratorium kepada Unit Epidemilogi Pusat dan Laboratorium Kesehatan Nasional Myanmar, dan menyelenggarakan konsultasi teknis sebanyak dua putaran.
  • Amerika Serikat telah menginvestasikan lebih dari 176 juta dolar di bidang kesehatan dan lebih dari 1,3 milyar bantuan secara total dalam kurun 20 tahun terakhir.

Filipina:

  • Bantuan kesehatan senilai hampir 4 juta dolar  akan membantu Pemerintah Filipina menyiapkan sistem laboratoirum, mengaktifkan penemuan kasus dan pengawasan berbasis kejadian, mendukung keahlian teknis penanganan dan kesiapsiagaan, komunikasi risiko, pencegahan dan pengendalian infeksi, dan lainnya. Amerika Serikat telah menginvestasikan lebih dari 582 juta dolar  khusus di bidang kesehatan Filipina dan bantuan total hamper sejumlah 4,5 juta miliar selama 20 tahun terakhir.
  • Lembaga Mitigasi Ancaman Pertahanan Departemen Pertahanan AS (DTRA) menyediakan APD, pelatihan, dan peralatan dan bahan-bahan laboratorium dari sumber setempat.

Thailand:

  • Bantuan kesehatan senilai hampir 1,2 juta dolar  akan membantu Pemerintah Thailand menyiapkan sistem laboratorium, mengaktifkan penemuan kasus dan pengawasan berbasis kejadian, mendukung keahlian teknis penanganan dan kesiapsiagaan, komunikasi risiko, pencegahan dan pengendalian infeksi, dan lainnya.
  • Melalui tim di Thailand yang berada di Kedutaan Besar AS di Bangkok, CDC di Amerika Serikat memberikan dukungan dan bantuan laboratorium dengan memeriksa pasien berkebangsaan Thailand yang kembali dari Wuhan, Cina.
  • CDC memberikan saran tentang komunikasi risiko, penerjemahan bahan-bahan teknis, informasi mengenai tindakan kesehatan masyarakat nonmedis, dan prosedur penapisan di pintu-pintu masuk imigrasi Thailand.
  • Lembaga Mitigasi Ancaman Pertahanan Departemen Pertahanan AS (DTRA) menyediakan perangkat untuk diagnosis, pengawasan, dan APD dari sumber setempat.
  • Bantuan jangka panjang AS di Thailand mencakup lebih dari 213 juta dolar  di bidang kesehatan dan lebih dari satu milyar dolar AS bantuan total selama 20 tahun terakhir.

Vietnam:

  • Bantuan kesehatan senilai hampir 3 juta dolar akan membantu pemerintah Vietnam menyiapkan sistem laboratorium, mengaktifkan penemuan kasus dan pengawasan berbasis kejadian, mendukung para pakar teknis untuk respons dan kesiapsiagaan, komunikasi risiko, pencegahan dan pengendalian infeksi, dan banyak lagi.
  • CDC bersama dengan WHO memberikan pelatihan untuk 15 rumah sakit dan telah membantu melatih 63 provinsi tentang pengawasan, pelaporan, dan pengumpulan sampel COVID-19, serta mendukung Vietnam dalam mengembangkan pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nasional untuk COVID-19.
  • Pemerintah Vietnam telah meminta dukungan untuk reagen pengujian COVID-19, yang saat ini sedang dikoordinasikan dengan DTRA untuk sumber lokal.
  • Selama 20 tahun terakhir, Amerika Serikat telah menginvestasikan lebih dari 706 juta dolar melalui bantuan kesehatan dan lebih dari 1,8 miliar dolar total bantuan untuk Vietnam.

Seluruh ASEAN: program pertukaran AS telah memperkuat keahlian para profesional medis Asia Tenggara yang memimpin kerja keras negara mereka dalam melawan COVID-19. Lebih dari 1.400 dokter dari negara-negara ASEAN telah mengunjungi akademisi di universitas dan sekolah kedokteran AS. Seribu tenaga profesional medis dan kesehatan masyarakat Asia Tenggara lainnya adalah alumni program pertukaran di bidang mereka yang disponsori  Amerika Serikat.

Secara regional, Amerika Serikat melalui NIH aktif dalam mendukung penelitian di negara-negara kunci ASEAN untuk melawan pandemi, termasuk terapi, vaksin, dan penanggulangan medis. Contohnya termasuk kerja sama NIH dengan mitra ASEAN tentang pengobatan dan pencegahan malaria, efek “spillover” virus korona dari kelelawar, dan penelitian lain tentang manfaat kesehatan masyarakat.

Amerika Serikat, melalui USAID dan CDC, memiliki program regional untuk meningkatkan kapasitas negara ASEAN dalam persiapan menghadapi wabah dan membangun kemampuan diagnostik laboratorium. Ini termasuk:

  • Peningkatan CDC untuk keselamatan laboratorium dan biosekuriti di seluruh ASEAN, dengan mensertifikasi kabinet keselamatan biologis berstandar tinggi.
  • Kursus pelatihan CDC untuk negara-negara Mekong (Burma, Laos, Kamboja, Vietnam dan Thailand) tentang cara menghadapi ancaman influenza yang baru muncul, pada November 2019.
  • Dukungan USAID yang telah berlangsung lama melalui proyek One Health Workforce – Next Generation ke negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Thailand, untuk mempersiapkan, mencegah, mendeteksi, dan tanggap keadaan darurat kesehatan masyarakat sebelum menimbulkan ancaman pandemi yang luar biasa. Proyek ini bertujuan untuk mengubah tenaga kerja kesehatan dan kurikulum kesehatan masyarakat universitas. Sejak 2014, lebih dari 10.000 siswa dan profesional telah dilatih dalam topik penyakit menular melalui Southeast Asia One Health University Network (SEAOHUN).
  • USAID bermitra dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand untuk membangun jaringan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Regional (RPHL), berbagi informasi dan sumber daya tentang penyakit menular yang baru muncul di seluruh ASEAN sejak jaringan diluncurkan pada November 2019.