Pidato dalam Pengarahan Pers Foreign Press Center (FPC)
Antony J. Blinken, Menteri Luar Negeri 3 Mei 2022Menlu Blinken: Pers yang independen dan dinamis adalah landasan untuk demokrasi yang sehat. Dalam intinya terdapat gagasan bahwa informasi adalah milik publik, dan menjadi penting untuk semua yang kita lakukan, dan untuk setiap keputusan yang kita buat. Dan seringkali kita memercayai pers untuk menyediakan informasi itu. Hal tersebut yang membantu masyarakat memahami peristiwa, maupun kekuatan yang membentuk hidup mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat terlibat secara bermakna dalam bidang politik dan sipil di komunitas mereka, negara mereka, dan di dunia.
Pers yang bebas adalah salah satu alat paling efektif yang kita miliki untuk memajukan hak asasi manusia. Baik untuk mendokumentasikan kondisi kerja yang tidak adil, layanan publik yang buruk atau gagal, diskriminasi terhadap perempuan dan kelompok terpinggirkan, penyalahgunaan pasukan keamanan, berita yang akurat menguak kebenaran bagian masyarakat kita yang perlu diperbaiki dan dijelaskan. Hal tersebut merupakan desakan untuk berubah, untuk membentuk — seperti istilah yang sering disebutkan di Amerika Serikat — persatuan yang lebih sempurna.
Oleh karena itu, kita menghadapi situasi ketika pelaksanaan kebebasan berekspresi, termasuk kebebasan pers, menghadapi ancaman besar. Beberapa di antaranya sudah lama; beberapa masih baru. Ancaman yang Pemerintah Amerika Serikat, Departemen Luar Negeri, dan kita semua sebagai warga negara memiliki kepentingan untuk menghadapi, dan mengatasinya secara langsung.
…
Pemerintah AS mengambil berbagai tindakan untuk melawan penindasan dan memperkuat kebebasan pers. Saya ingin menyoroti tiga aspek terkait yang kami lakukan saat ini.
Pertama, kami mengambil langkah-langkah mendesak untuk membantu melindungi para jurnalis di wilayah konflik. Di Ukraina, misalnya, kami membekali jurnalis dengan jaket antipeluru, kotak P3K, dan telepon satelit. Kami mendirikan pusat pers di Lviv untuk membantu media lokal dan nasional Ukraina agar tetap dapat beroperasi. Kami juga menawarkan bantuan darurat dan dukungan psikososial kepada para jurnalis yang menanggung luka tak terlihat akibat liputan dari zona perang. Upaya ini berjalan seiring dengan Journalism Protection Platform yang kami canangkan saat Summit for Democracy beberapa bulan lalu, yang akan memberikan pelatihan kepada jurnalis berisiko dalam bidang keamanan digital dan fisik, perawatan psikososial, dan bentuk dukungan lainnya.
Kedua, kami terus mengangkat profil kasus jurnalis yang menjadi sasaran karena pekerjaannya melalui setiap platform dan keterlibatan diplomatik yang kami miliki. Hari ini dan setiap harinya, kita selalu memikirkan nasib jurnalis Amerika, Austin Tice, yang telah ditawan di Suriah selama hampir 10 tahun atau seperempat dari masa hidupnya. Kami akan terus mengupayakan segala cara untuk dapat membebaskannya.
Kami menggalang koalisi dengan negara-negara yang lebih luas untuk mendukung upaya ini, seperti Media Freedom Coalition. Ini adalah kelompok yang terdiri lebih dari 50 negara dengan komitmen terhadap kebebasan pers dan keselamatan jurnalis. Jadi, misalnya, ketika kami mengkritik Beijing karena membungkam media independen di Hong Kong, kami melakukannya bersama dengan negara-negara lain dari setiap bagian di dunia. Dan kami menggunakan sanksi yang ditargetkan untuk membebankan biaya pada pelaku serangan tersebut, termasuk kewenangan baru yang kami buat seperti Khashoggi Ban.
Ketiga, Amerika Serikat membantu media independen yang menghadapi bahaya finansial. Kami memberikan bantuan keuangan langsung ke media yang menghadapi risiko. Kami bekerja sama dengan kelompok bisnis dan sektor swasta untuk membantu mereka menjadi lebih berkelanjutan secara finansial. Pada saat yang sama, kami memberikan bantuan keuangan untuk para reporter dan lembaga berita yang secara tidak adil menjadi sasaran litigasi akibat berita kritis yang mereka tulis.