Pada KTT Global COVID-19 yang diselenggarakan secara virtual pada 22 September, Presiden Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menyumbangkan tambahan setengah miliar vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah di seluruh dunia, dengan pengiriman dimulai pada Januari 2022. Komitmen monumental ini mengubah jumlah total vaksin yang disumbangkan oleh AS menjadi lebih dari 1,1 miliar dosis, termasuk 500 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang telah dibeli AS pada bulan Juni dan mulai dikirimkan pada bulan Agustus.
Jumlah total di atas sudah termasuk donasi AS untuk Indonesia sebanyak 8 juta dosis vaksin Moderna dan 4,6 juta dosis vaksin Pfizer. Pengiriman terakhir sebanyak 871.650 dosis vaksin Pfizer tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta pada Kamis pagi, 23 September.
Dengan pengumuman Presiden Biden ini, AS menyumbangkan tiga dosis ke dunia untuk setiap satu suntikan di dalam negerinya. Hingga saat ini, AS telah mengirimkan hampir 160 juta dosis ke 100 negara – menyumbangkan lebih banyak vaksin daripada jumlah gabungan semua negara lain – secara gratis dan tanpa syarat, dengan pengiriman jutaan dosis setiap harinya.
“Kita harus bersatu di seluruh dunia dengan beberapa prinsip: bahwa kita berkomitmen untuk menyumbang, bukan menjual — menyumbang, bukan menjual, dosis-dosis vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, dan bahwa sumbangan datang tanpa syarat politik; dan bahwa kami mendukung COVAX sebagai distributor utama untuk berbagi vaksin yang disetujui WHO; dan bahwa kami memerangi disinformasi vaksin dan menjalankan transparansi untuk membangun kepercayaan publik yang vital pada sarana penyelamat nyawa ini,” kata Presiden Biden.
Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat berencana untuk memberikan tambahan 370 juta dollar untuk kesiapan dan kapasitas vaksin global guna disuntikkan kepada orang-orang di tempat-tempat yang paling membutuhkan. Lembaga keuangan milik pemerintah AS, U.S. International Development Finance Corporation (DFC) akan memberikan lebih dari 383 juta dollar berupa asuransi risiko politik kepada Gavi, Aliansi Vaksin, untuk memfasilitasi pengiriman vaksin ke sembilan negara di tiga benua, mempercepat pengiriman vaksin ke wilayah yang paling membutuhkan.
Sejak awal pandemi, Pemerintah AS telah berkomitmen lebih dari 77 juta dollar untuk mendukung bantuan tanggap COVID-19 di Indonesia. Amerika Serikat bekerja sama dengan Indonesia untuk mempercepat deteksi dan pelacakan kasus COVID-19, meningkatkan laboratorium, pengawasan penyakit, dan kapasitas respons cepat, serta memastikan lebih banyak orang tahu apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri mereka sendiri dan satu sama lain. Sejak Maret 2020, dukungan AS telah menjangkau 165 juta orang di Indonesia—60 persen dari populasi negara. Amerika Serikat telah membantu sekitar 43.000 tenaga kesehatan garis depan dan memperkuat lebih dari 1.300 rumah sakit dan klinik di Indonesia.