KTT Khusus AS-ASEAN: Era Baru dalam Hubungan AS-ASEAN

Presiden Biden menyambut para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam KTT Khusus AS-ASEAN yang bersejarah, yang diadakan untuk pertama kalinya di Washington, D.C. dan di Gedung Putih, yang menegaskan kembali komitmen abadi Amerika Serikat untuk Asia Tenggara, serta menggarisbawahi pentingnya kerja sama AS-ASEAN dalam memastikan keamanan, kemakmuran, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Sambutan Presiden Biden pada KTT Khusus AS-ASEAN

13 Mei 2022

  • “Kita tidak hanya merayakan 45 tahun kemitraan dan persahabatan antara ASEAN dan Amerika Serikat, tetapi juga meluncurkan era baru dalam hubungan AS-ASEAN.”
  • “Hari ini, saya mengumumkan inisiatif lain senilai 150 juta dolar AS untuk memperdalam hubungan AS-ASEAN.”
  • ” Dengan bangga saya juga mengumumkan bahwa saya telah menominasikan salah satu penasihat terdekat saya untuk menjadi Duta Besar AS untuk ASEAN, yaitu Yohannes Abraham.” (Presiden Biden Mengumumkan Nominasi Utama)

Tautan ke sambutan lengkap: https://www.whitehouse.gov/briefing-room/speeches-remarks/2022/05/13/remarks-by-president-biden-at-the-u-s-asean-special-summit/

Menlu AS Antony J. Blinken dan Menlu Indonesia Retno Marsudi Sebelum Pertemuan Mereka

13 Mei 2022

Menlu Blinken:

  • “Kita baru saja – masih mengadakan—KTT bersejarah antara Amerika Serikat dan ASEAN. Dan keberhasilan upaya hebat ini karena kepemimpinan Indonesia sebagai country coordinator dan juga sebagai pemimpin ASEAN.”
  • “Baru kemarin di KTT yang juga diselenggarakan oleh Presiden, saya berkesempatan melakukan sesi pertemuan dengan menteri kesehatan Anda tentang bagaimana kita dapat memperkuat sistem ketahanan kesehatan global untuk masa depan. Jadi di sini, sekali lagi, Indonesia memainkan peran kepemimpinan.”

Tautan ke sambutan lengkap: https://www.state.gov/secretary-antony-j-blinken-and-indonesian-foreign-minister-retno-marsudi-before-their-meeting/

LEMBAR FAKTA: KTT Khusus AS-ASEAN di Washington, D.C.

12 Mei 2022

Presiden Biden menyambut para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk KTT Khusus AS-ASEAN bersejarah, yang diadakan untuk pertama kalinya di Washington D.C. dan di Gedung Putih, untuk menegaskan kembali komitmen tetap Amerika Serikat untuk Asia Tenggara serta menggarisbawahi pentingnya kerja sama AS-ASEAN dalam menjamin keamanan, kemakmuran, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat secara terus-menerus telah memperdalam kemitraan kami dengan Asia Tenggara. Amerika Serikat telah memberikan lebih dari 12,1 miliar dolar AS dalam pembangunan, ekonomi, kesehatan, dan bantuan keamanan kepada sekutu dan mitra Asia Tenggara sejak tahun 2002 dan selama kurun waktu yang sama, Amerika Serikat telah memberikan lebih dari 1,4 miliar dolar dalam bentuk bantuan kemanusiaan, termasuk bantuan penyelamatan jiwa saat bencana, bantuan pangan darurat, serta dukungan kepada para pengungsi di seluruh Asia Tenggara. Sebagai tambahan atas komitmen jangka panjang kami untuk  kawasan penting ini, Permintaan Anggaran  Pemerintahan Biden-Harris untuk Tahun Anggaran  2023 mencakup lebih dari 800 juta dolar dalam bentuk bantuan bilateral untuk mitra ASEAN serta lebih dari 25 juta dolar untuk memperdalam hubungan dengan ASEAN dan meningkatkan kapasitas ASEAN guna mengatasi tantangan-tantangan regional yang mendesak.

Amerika Serikat dan Asia Tenggara juga mendapat manfaat dari hubungan komersial dan perdagangan kami yang luas. ASEAN mewakili pasar terbesar keempat di dunia dan Amerika Serikat merupakan sumber investasi asing langsung yang terbesar di ASEAN, sementara perdagangan dua arah kami bernilai lebih dari 360 miliar dolar   tahun 2020.

Hubungan AS-ASEAN pada akhirnya tertambat dalam persahabatan istimewa di antara satu miliar rakyat kita. Komitmen berkelanjutan kami untuk memperdalam hubungan antar-masyarakat ditandai dengan 7.000 program di 83 American Spaces di negara-negara ASEAN, 155.000 alumni Young Southeast Asian Leaders Initiative, serta koneksi yang terjalin melalui hampir 6 juta visa AS, termasuk visa pelajar, yang diberikan kepada pelaku perjalanan Asia Tenggara sejak 2010.

Dalam KTT tahunan AS-ASEAN pada Oktober 2021, Presiden Biden mengumumkan sebuah investasi hingga 102 juta dolar yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan AS-ASEAN, yang secara signifikan memperluas kerja sama di bidang kesehatan, iklim, sains dan inovasi, memfasilitasi perdagangan, pendidikan, dan banyak lagi. Hari ini, Amerika Serikat dan ASEAN akan meresmikan era baru kemitraan, yang dipandu oleh tujuan saling melengkapi antara  Strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat dan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific),  Dalam semangat itu, Presiden Biden mengumumkan lebih dari 150 juta dolar dalam bentuk prakarsa yang diharapkan akan memobilisasi bermiliar-miliar dolar lagi dalam bentuk pembiayaan swasta yang akan memperdalam hubungan AS-ASEAN, memperkuat sentralitas ASEAN, serta memperluas kapasitas bersama guna mencapai tujuan bersama kita.

PERCEPATAN TINDAKAN DALAM MASALAH IKLIM, PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, DAN KEMAKMURAN INKLUSIF

Guna mendukung Masa Depan Iklim AS-ASEAN dan Masa Depan Ekonomi AS-ASEAN, Amerika Serikat dan ASEAN akan meningkatkan ambisi bersama  dalam bidang  iklim bersamaa dengan kerja sama untuk mendukung implementasi Rencana Induk Konektivitas ASEAN 2025. Kami akan membantu memenuhi kebutuhan infrastruktur yang sangat besar di kawasan ini secara berkelanjutan yang mempercepat transisi energi bersih, membantu kawasan ini mencapai jalan menuju emisi nol-bersih pada pertengahan abad ini, serta mendorong kemakmuran inklusif yang luas.

  • Berinvestasi dalam Infrastruktur Energi Bersih: Melalui Program Southeast Asia Smart Power, Amerika Serikat akan menginvestasikan 40 juta dolar guna memobilisasi 2 miliar dolar dalam bentuk pembiayaan campuran untuk infrastruktur energi bersih di Asia Tenggara, dengan demikian akan mendekarbonisasi dan memperkuat sistem ketenagalistrikan di kawasan ini, meningkatkan perdagangan energi regional, serta mempercepat penyebaran teknologi energi bersih.
  • U.S.-ASEAN Forest Future Initiative atau Prakarsa Masa Depan Hutan AS-ASEAN: Amerika Serikat berkomitmen untuk bekerja sama dengan ASEAN untuk memerangi deforestasi dan mempercepat transisi regional menuju ekonomi hutan yang berkelanjutan dan positif terhadap iklim – sebuah langkah penting dalam mencapai tujuan iklim dan pembangunan negara-negara ASEAN.
  1. Memobilisasi keuangan dalam skala besar: Amerika Serikat meluncurkan platform baru, yang menyatukan para anggota Forest Investor Club, para pemimpin dari Amerika Serikat dan ASEAN di sektor keuangan, organisasi konservasi dan pelibatan masyarakat, perusahaan agrikultura dan kehutanan, serta pemerintah, guna memberikan pendekatan yang terkoordinasi bagi pembiayaan modal alam. Prakarsa ini,  mengikuti prosedur dan persyaratan yang sesuai, bertujuan untuk memobilisasi satu miliar dolar dalam bentuk investasi modal di seluruh kawasan ini menuju pengelolaan hutan berkelanjutan, restorasi hutan, dan penggunaan lahan yang bertanggung jawab.
  2. ASEAN Nature Finance Innovation Roundtable Badan Pembangunan Internasional AS, Departemen Luar Negeri, dan Korporasi Pendanaan Pembangunan Internasional AS akan menyelenggarakan Meja Bundar Inovasi Keuangan Alam ASEAN (ASEAN Nature Finance Innovation Roundtable) untuk mengkatalisasi penggunaan mekanisme pendanaan inovatif dan memobilisasi pendanaan tambahan untuk mendukung konservasi jangka panjang, restorasi, serta pengelolaan ekosistem penting secara berkelanjutan di Asia Tenggara.
  • Pusat Solusi Iklim AS-ASEAN: Amerika Serikat meluncurkan Pusat Solusi Iklim AS-ASEAN (U.S.-ASEAN Climate Solutions Hub), yang akan memberikan bantuan teknis kepada negara-negara ASEAN guna mempercepat implementasi Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (KDC) serta pembangunan rendah-emisi dan strategi-strategi ketahanan yang terkait. Prakarsa yang didorong oleh permintaan ini akan mendukung penyebaran energi terbarukan, dekarbonisasi sektor transportasi, upaya pengurangan metana, serta pertanian, kehutanan, dan pengelolaan lahan berkelanjutan. Ini juga akan mendukung pengembangan kerangka kerja energi dan penggunaan lahan serta langkah-langkah yang memobilisasi pendanaan publik dan swasta serta mencapai transisi yang adil.
  • Kemitraan Dialog Transportasi AS-ASEAN: Departemen Transportasi akan meluncurkan program baru terkait transportasi udara, darat, dan laut  yang mempromosikan keselamatan, infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh, konektivitas regional, dan teknologi transportasi yang sedang berkembang.
  • Aliansi AS-ASEAN untuk Konservasi Kawasan Hutan Lindung: Departemen Dalam Negeri AS, termasuk National Park Service, akan berkolaborasi dengan rekan kerja mereka di Asia Tenggara untuk memperluas konservasi dan membalikkan arah deforestasi. Penjaga hutan AS akan melakukan perjalanan ke Asia Tenggara untuk berbagi praktik terbaik dan meningkatkan pengelolaan kawasan hutan lindung di seluruh kawasan ini, menekankan solusi iklim berbasis alam, pariwisata berkelanjutan dan manajemen pengunjung, pengetahuan tradisional dan akses ke sumber daya, dan konektivitas habitat lintas batas.
  • Mempromosikan Investasi dalam Infrastruktur Cerdas-Iklim: Badan Perdagangan dan Pembangunan AS meluncurkan prakarsa baru yang dimaksudkan untuk mengkatalisasi lebih dari 13 miliar dolar dalam bentuk pembiayaan proyek-proyek energi bersih yang memajukan target nol-bersih ASEAN, bersamaan dengan memanfaatkan lebih dari 1 miliar dolar dalam bentuk pembiayaan publik dan sektor swasta untuk investasi dalam infrastruktur digital dan kota pintar di Asia Tenggara.
  • Kerjasama Luar Angkasa: Amerika Serikat akan berinvestasi dalam prakarsa SERVIR untuk berbagi data satelit di seluruh ASEAN guna mendukung pemantauan iklim dan prakiraan lingkungan, manajemen bencana, dan analisis ketahanan pangan.
  • Mengurangi Emisi Metana: Amerika Serikat berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara untuk mengurangi emisi metana di kawasan ini. Amerika Serikat menyambut bergabungnya Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Singapura dalam Global Methane Pledge pada COP-26, dan kami mempercepat bantuan teknis, sumber daya keuangan, dan pengembangan proyek jaringan pipa untuk mitigasi metana di negara-negara Global Methane Pledge, termasuk melalui EPA, USTDA, DFC, dan EXIM, serta Global Methane Hub yang baru dibentuk, sebuah dana filantropi yang dapat mendukung prioritas mitigasi metana di kawasan ini.
  • Forum Bisnis Trade Winds: Departemen Perdagangan AS akan mengadakan misi perdagangan unggulan tahun 2023 – Forum Bisnis Trade Winds – di Asia Tenggara. Perusahaan-perusahaan Amerika. dari berbagai industri akan memiliki kesempatan untuk menjajaki peluang komersial dan perdagangan baru di kawasan ini, sebagai lanjutan misi perdagangan A.S. tahun 2022 ke Asia Tenggara yang berfokus pada energi bersih, perawatan kesehatan, dan manufaktur canggih.
  • Mempercepat Pembangunan Digital: Amerika Serikat akan memajukan pembangunan digital di seluruh Asia Tenggara melalui prakarsa regional baru senilai 6 juta dolar yang akan,–sejalan dengan Rencana Tindakan Kerangka Integrasi Digital ASEAN (ASEAN Digital Integration Framework Action Plan)–mendukung inovasi, memperkuat pembuatan regulasi ekonomi digital, memfasilitasi hubungan publik-swasta, memperkuat pembuatan kebijakan bidang digital, dan mendukung adopsi standar-standar global dalam kecerdasan buatan.

MENDUKUNG AKSES TERHADAP PENDIDIKAN

Kekuatan hubungan AS-ASEAN tertambat di dalam persahabatan bersama yang yang ada di antara  rakyat kita jika digabungkan jumlahya mencapai  satu miliar. Setiap tahun Amerika Serikat menyediakan lebih dari 70 juta dolar untuk mendukung pertukaran pendidikan dan budaya yang menumbuhkan pemahaman yang lebih besar, meningkatkan kerja sama, dan mewujudkan persahabatan abadi   yang meningkatkan kekuatan dan ketahanan komunitas kita dalam jangka panjang.

  • U.S.-ASEAN Institute for Rising Leaders di School of Advanced International Studies: Johns Hopkins School of Advanced International Studies (SAIS) akan meluncurkan U.S.-ASEAN Institute for Rising Leaders, sebuah program inovatif untuk membawa para pegawai negeri   berprestasi dari pemerintah negara-negara ASEAN ke Amerika Serikat untuk mengikuti pelatihan profesional dan kepemimpinan. Melalui pendanaan swasta, termasuk dari Boeing, UPS, PhRMA, dan JPMorgan Chase and Co., setiap tahunnya program ini akan mensponsori hingga 30 pegawai negeri profesional tingkat madya s – hingga tiga orang dari masing-masing dari sepuluh negara ASEAN – untuk mengikuti program pengembangan kepemimpinan yang disesuaikan dan intensif selama beberapa minggu. Program Institut ini akan mengasah keterampilan akademik, kepemimpinan, dan pembuatan kebijakan dari para calon pemimpin Asia Tenggara   dan meletakkan dasar yang kuat untuk memperdalam kemitraan AS-ASEAN – antara pemerintah, kalangan bisnis, serta individu – selama tahun-tahun mendatang.
  • Memperluas Keterlibatan Pemuda: Departemen Luar Negeri AS akan menggandakan kapasitas   program Prakarsa Pemimpin Muda Asia Tenggara atau Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) dalam waktu tiga tahun, sehingga 900 pemimpin  baru akan mendapat manfaat dari peluang akademik dan profesional YSEALI setiap tahun.
  • Kerja sama dalam bidang Pendidikan Tinggi: Pemerintah AS, bersama dengan perusahaan-perusahaan dan universitas-universitas Amerika, berkomitmen untuk meningkatkan konektivitas di antara institusi-institusi pendidikan di Amerika Serikat dan Asia Tenggara, bersamaan dengan memberikan peluang baru bagi para pelajar dan pekerja di negara-negara ASEAN untuk belajar di Amerika Serikat atau mengembangkan keterampilan penting di dalam negeri.
  1. Beasiswa Billion Futures: Kelompok baru Penerima Beasiswa Billion Futures akan memulai studi mereka di universitas-universitas AS di seluruh Amerika Serikat pada Musim Gugur 2022, bergabung dengan 100 penerima beasiswa    yang saat ini berada di Amerika Serikat untuk studi sarjana dan pascasarjana, menambahkan 5 juta dolar dalam bentuk pendanaan baru untuk Komitmen Billion Futures kami.
  2. Koneksi Universitas AS-ASEAN: Departemen Luar Negeri akan meluncurkan program pertukaran baru di mana 20 peserta program pertukaran akademik dari universitas-universitas di seluruh ASEAN akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, bertukar praktik terbaik dengan para akademisi disana, dan menjajaki peluang penelitian kolaboratif dan prakarsa terkait pengajaran.
  3. Fulbright ASEAN Scholars: Departemen Luar Negeri akan menggandakan kapasitas   Program  Fulbright AS-ASEAN Visiting Scholarship, sehingga peserta dengan reantang yang lebih luas dari para akademisi, pejabat pemerintah, serta pemimpin masyarakat sipil ASEAN dapat melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk melakukan penelitian tentang topik-topik penting bagi hubungan AS-ASEAN.
  • Pelatihan Bahasa Inggris: Departemen Luar Negeri akan memperluas secara signifikan program bahasa Inggris di Asia Tenggara dengan investasi baru sebesar 3 juta dolar yang akan memberikan dukungan pengembangan kapasitas bagi ratusan ribu guru bahasa Inggris di kawasan.
  • Prakarsa Sektor Swasta: Perusahaan-perusahaan terkemuka Amerika telah mengumumkan prakarsa-prakarsa baru untuk meningkatkan peluang pendidikan, pelatihan, dan peningkatan keterampilan di Asia Tenggara. Google akan membekali 200.000 usaha kecil dan menengah di Asia Tenggara dengan keterampilan untuk mengembangkan bisnis mereka, melalui hibah senilai 4 juta dolar untuk “Go Digital ASEAN” dari The Asia Foundation, dan Departemen Luar Negeri AS dan Google akan bermitra untuk membangun literasi digital di kalangan anak muda di American Spaces di Asia Tenggara. HP menyediakan teknologi dan keterampilan kewirausahaan bagi lebih dari 20.000 siswa di Indonesia melalui lima HP Tech Hubs, sementara 3M mendukung pendidikan sains, teknologi, teknik, dan matematika bagi anak perempuan di seluruh Asia Tenggara. U.S.-ASEAN Business Council Institute telah meluncurkan Myanmar Scholarship Fund atau Dana Beasiswa Birma untuk mendukung mahasiswa Birma di Amerika Serikat yang pendidikan tingginya terganggu akibar krisis di dalam negeri mereka.

PERLUASAN KERJA SAMA MARITIM

Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung implementasi Pandangan ASEAN tentang Pilar Maritim Indo-Pasifik. Hari ini kami mengumumkan prakarsa maritim regional baru senilai 60 juta dolar, yang sebagian besar akan dipimpin oleh Penjaga Pantai AS (USCG).

  • Personel dan Presensi: USCG akan mengerahkan aset dan menugaskan personel tambahan ke Indo-Pasifik untuk membantu memenuhi permintaan para mitra akan pelatihan maritim dan pengembangan kapasitas, termasuk atase USCG di Misi AS untuk ASEAN.
  • Melawan Penangkapan Ikan Ilegal, Tidak Dilaporkan, dan Tidak Diatur: Departemen Luar Negeri, Departemen Tenaga Kerja, dan USCG akan meluncurkan prakarsa baru untuk membantu negara-negara ASEAN melawan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur, serta memperkuat kapasitas lembaga-lembaga sektoral ASEAN untuk mencegah kerja paksa dalam industri perikanan.
  • Platform Dukungan Indo-Pasifik: USCG akan mengerahkan kapal jenis cutter ke Asia Tenggara dan Oseania untuk kerja sama keamanan dan untuk beroperasi sebagai platform pelatihan. Kapal cutter ini akan ditempatkan di seluruh kawasan dan memberikan peluang bagi kru multinasional, melakukan misi pelatihan dan berpartisipasi dalam peran serta kemaritiman.
  • Alat-Alat Pertahanan yang Sudah Tidak Digunakan: Saat USCG menarik kembali kapal-kapal cutter, USCG akan memprioritaskan pengiriman kapal-kapal ke negara-negara Asia Tenggara untuk meningkatkan kapasitas penegakan hukum maritim di negara-negara pesisir dan mendorong Pasifik yang bebas dan terbuka.
  • Tim Pelatihan Asia Tenggara: Departemen Luar Negeri dan USCG akan memperluas dukungan USCG terhadap lembaga penegakan hukum maritim di Asia Tenggara dengan menempatkan tim pelatihan di kawasan ini untuk pertama kalinya dengan dukungan khusus tambahan dari para pelatih yang berbasis di AS. Para ahli teknis ini akan memberikan pengembangan kapasitas bagi mitra regional dari lembaga-lembaga penegak hukum maritim dalam bidang pengembangan kelembagaan, kesiapan,  pemeliharaan peralatan, serta  meningkatkan profesionalitas petugas dan staf kerja.
  • Pelatihan Darurat: USCG dan Departemen Luar Negeri akan memberikan pelatihan baru tentang perlindungan di bidang energi, perlindungan infrastruktur vital maritim, dan tanggap semua-bahaya.

MEMPROMOSIKAN KESEHATAN DAN KETAHANAN KESEHATAN GLOBAL

Untuk mendukung masa depan AS-ASEAN di bidang kesehatan, Amerika Serikat dan ASEAN mengambil tindakan cepat untuk memerangi pandemi COVID-19, memperkuat sistem kesehatan, dan mempromosikan ketahanan kesehatan. Amerika Serikat dengan bangga telah memberikan lebih dari 200 juta dolar dalam bentuk bantuan COVID-19 melalui Departemen Luar Negeri dan USAID, dan menyumbangkan lebih dari 115 juta dosis vaksin COVID-19 yang aman dan efektif ke Asia Tenggara, dan masih ada banyak lagi dosis yang sedang dalam perjalanan.

  • Meningkatkan Pengawasan Penyakit Sistem Pernafasan: Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (U.S. Centers for Disease and Prevention atau CDC), melalui kantor regional barunya di Hanoi, Vietnam, akan meningkatkan pengawasan terhadap penyakit sistem pernafasan di Asia Tenggara, termasuk melalui pengumpulan dan akses sampel yang diperluas, serta melalui pengembangan kapasitas untuk laboratorium dan fasilitas kesehatan lainnya. Program senilai 5 juta dolar ini akan meningkatkan cakupan situs populasi perkotaan yang besar dan secara signifikan memperluas akses terhadap peralatan dan teknologi uji genomik.
  • Platform Pertahanan Infeksi Penyakit Melalui Udara: USAID akan mendukung program senilai 10 juta dolar untuk meningkatkan deteksi dini dan tanggap masyarakat terhadap COVID-19, tuberkulosis, dan penyakit-penyakit lainnya yang ditularkan melalui  udara  di seluruh Asia Tenggara.
  • Prakarsa Pekerja Kesehatan Global: Amerika Serikat sedang bekerja untuk memperkuat sistem kesehatan regional, meningkatkan kapasitas kesehatan negara-negara ASEAN, dan memperluas, melatih, dan melindungi tenaga kerja kesehatan di seluruh Asia Tenggara, dalam mendukung prakarsa pemerintah untuk pekerja kesehatan global atau  Administration Global Health Worker Initiative yang baru diumumkan.
  1. Mendukung Kapasitas Kesehatan Berbasis Masyarakat: Rencana Darurat Presiden untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) memperkuat manajemen sistem kesehatan manusia di negara-negara ASEAN, termasuk melalui program pelatihan untuk para pelatih bagi petugas kesehatan klinis dan masyarakat serta program melawan diskriminasi terhadap pasien HIV/AIDS untuk para tenaga kerja kesehatan.
  2. Kurikulum Perawatan Kesehatan: USAID bermitra dengan Vietnam untuk meningkatkan program pelatihan medisnya dan memastikan para profesional kesehatan di Vietnam siap untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut pada saat ini dan masa depan. Pada 2025, lebih dari 2.000 staf universitas akan mendapatkan pelatihan metode pendidikan baru dan 5.000 dokter akan lulus dari program yang dimutakhirkan tersebut.
  3. Pelatihan COVID-19: Peace Corps mendukung pelatihan mitigasi dan promosi vaksin COVID-19 untuk publik dan tenaga kesehatan, termasuk untuk tenaga kesehatan masyarakat di lokasi terpencil, di banyak negara anggota ASEAN.