Latihan Tanggap Krisis AS-Indonesia “GEMA BHAKTI” Berakhir di Jakarta

Latihan Tanggap Krisis AS-Indonesia “GEMA BHAKTI” Berakhir di Jakarta (State Dept. / U.S. Department of Defense)

JAKARTA – Latihan Gabungan GEMA BHAKTI 21 (GB21), sebuah kegiatan latihan untuk Ketua, Kepala Staf Gabungan (CJCS) antara Komando Indo-Pasifik AS (USINDOPACOM) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), berakhir tanggal 28 September 2021 di Jakarta, Indonesia. Latihan delapan hari ini dirancang untuk meningkatkan perencanaan dan proses gabungan di level staf operasional dalam merespons krisis. Latihan ini juga meningkatkan hubungan militer yang positif, menjamin keamanan dan stabilitas di kawasan, meningkatkan pemahaman budaya, serta menambah kemampuan komando dan kontrol.

Kegiatan ini merupakan iterasi kesembilan dari program GEMA BHAKTI, yang dalam bahasa Indonesia berarti “Gema Perbuatan Baik.” USINDOPACOM dan TNI membuat perencanaan untuk sebuah skenario yang melibatkan pasukan militer AS (dari angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan Marinir serta mitra-mitra mereka  dari TNI) serta dari komunitas sipil dan kemanusiaan, seperti Program Pangan Dunia PBB, Kantor USAID untuk Bantuan Bencana Asing, dan Palang Merah.

Sekitar 40 personel dari USINDOPACOM dan Antar-Lembaga AS, 30 personel TNI, dan perwakilan tambahan dari organisasi non-militer ikut ambil bagian. Sekitar 20 anggota Garda Nasional Hawaii mendukung iterasi GB21 ini, berkolaborasi dengan TNI pada lokakarya desain operasional pendahulu.

“Latihan tahun ini menyegarkan kembali hubungan antara TNI dan militer AS, terutama di tengah pandemi COVID dan semua mitigasi yang diterapkan,” kata Brig. Jend. Stephen F. Logan, Wakil Ajudan Jenderal Garda Nasional Hawaii. “Pengalaman yang diperoleh selama latihan di atas meja yang berfokus pada transfer dari penegakan perdamaian ke pemeliharaan perdamaian sangat tidak ternilai. Dalam sembilan tahun terakhir, Latihan GEMA BHAKTI telah berkembang dan meningkat dalam kompleksitasnya. GEMA BHAKTI menggabungkan latihan staf dengan berbagai skenario.”

Latihan tahun ini melibatkan negara fiksi yang mengalami ketidakstabilan di wilayah perbatasannya yang juga membuat negara-negara sekitarnya tidak stabil. Variabel skenario diambil dari peristiwa bersejarah di dunia nyata. Latihan ini berfokus pada perencanaan dan koordinasi yang terkait dengan Operasi Penegakan Perdamaian dan Operasi Pemeliharaan Perdamaian, termasuk Keamanan Laut (MARSEC), penanggulangan ancaman transnasional, dan Bantuan Kemanusiaan/Tanggap Bencana (HA/DR).