Padang, Indonesia, 31 Agustus 2016 – Hari rabu, 31 Agustus, kapal rumah sakit USNS Mercy (T-AH 19) merampungkan rangkaian kegiatan latihan bersama Pacific Partnership 2016 dan meninggalkan Padang, yang merupakan pemberhentiannya yang kelima sekaligus terakhir. Selama dua minggu terlibat dalam Pacific Partnership, para personil kapal tersebut bersama dengan mitra-mitra-nya melakukan latihan tanggap bencana, bantuan kemanusiaan, berbagi pengalaman antarpakar medis dan teknis, melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, serta melakukan bakti sosial.
Tahun ini merupakan kelima kalinya untuk kapal dan personil militer AS yang tergabung dalam misi ini berkunjung ke Indonesia dalam kurun 11 tahun terakhir. Para peserta Pacific Partnership bekerja sama dengan TNI, pemuka daerah, dan serta pejabat pemerintah di Padang untuk meningkatkan kemampuan serta mempererat hubungan.
Salah satu bentuk kegiatan adalah latihan praktek lapangan operasi bantuan kemanusiaan serta tanggap bencana yang melibatkan lebih dari 200 peserta, termasuk personel latma Pacific Partnership serta perwakilan dari berbagai lembaga Indonesia, mulai dari pejabat pemerintah hingga militer.
Menurut Letnan Kolonel Laut Andrew Rice, kepala staf sekaligus kepala perencana bantuan kemanusiaan tanggap bencana Pacific Partnership 2016, latihan praktik lapangan tersebut diadakan di tiga lokasi berbeda di kota Padang dan sekitarnya. Para peserta bekerja sama mengkoordinasikan dan menjalankan sebuah rencana tanggap bencana dalam bentuk simulasi dua gempa bumi sertra kekacauan yang terjadi di dalam kota. Dua fase pertama latihan tersebut bertempat di lapangan sepak bola Imam Bonjol di Padang, yang digunakan sebagai tempat berkumpulnya para korban. Fase ketiga dipusatkan di pelabuhan Bungus, dimana Badan Keamanan Laut (Bakamla), kapal sekoci dari kapal USNS Mercy, dan helikopter dari skuadron Helicopter Sea Combat (HSC) Squadron 21 melakukan beberapa operasi penyelamatan. Fase terakhir, yaitu fase keempat dan kelima, mengambil lokasi di sebuah pabrik semen di luar kota Padang dengan melakukan simulasi ledakan yang mengakibatkan kontaminasi bahan kimia.
Letkol Rice mengatakan bahwa yang menjadi puncak latihan ini adalah interoperabilitas saat kapal penyelamat Mercy memindahkan para korban ke KRI Makassar (590) Landing Platform Dock dan Bakamla berlatih memindahkan korban ke kapal Mercy.
“Tujuan utama latihan ini adalah membantu membangun daya tahan terhadap dampak dari bencana,” kata Letkol Rice. “Dengan kata lain, kami ingin mitra-mitra regional kami mampu merespons bencana alam secara tanggap dan efektif serta membangun kembali pasca terjadinya bencana. Menguji prosedur operasi standar dan berlatih komando dan koordinasi dalam seimulasi bencana memungkinkan kita untuk menelaah celah dan kekurangan sebelum kita dihadapkan pada situasi yang sesungguhnya.”

Para ahli teknis yang tergabung dalam Latma Pacific Partnership serta dari TNI bekerja sama mendirikan pusat kegiatan masyarakat, jalur evakuasi, serta kamar mandi umum untuk warga di Padang. Jalur tersebut merupakan jalan beton yang dapat digunakan warga sebagai jalur evakuasi yang aman bila terjadi bencana.
“Jika terjadi bencana dan ada cukup waktu untuk memberikan peringatan kepada warga, atau jika warga harus mengungsi, jalur evakuasi ini akan sangat membantu kecepatan proses evakuasi dari area tersebut,” jelas Letnan Steve Moyer, teknisi untuk Pacific Partnership 2016.
Menurut Letnan Moyer, pusat masyarakat dapat dijadikan tempat penampungan sementara. “Pusat masyarakat ini memiliki fungsi ganda. Menjadi tempat berkumpul untuk berlindung jika terjadi bencana alam. Saat situasi sedang normal, pusat ini bisa berfungsi sebagai balai pertemuan.”
Personel Pacific Partnership juga berinteraksi dan bekerja sama dengan mitra dari Indonesia pada saat mengikuti pelatihan pertukaran pakar medis, melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, pembersihan pantai, dan ikut menyelenggarakan seminar Women, Peace, and Security serta simposium penganggulangan bencana untuk pertukaran informasi dan diskusi.
Keberangkatan misi Pacific Partnership 2016 dari Padang menandakan selesainya rangkaian kegiatan tahun ini, yang mencakup lima pemberhentian lainnya selain Indonesia, yaitu Timor Leste, Filipina, Vietnam, Palau, dan Malaysia. Kapal USNS Mercy kini akan berlayar kembali ke pangkalannya di San Diego.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Pacific Partnership 2016, ikuti kami di Facebook dan Twitter: www.facebook.com/pacificpartnership dan @PacificPartner.