Amerika Serikat dan Indonesia berbagi Kemitraan Strategis yang mendalam dan berkelanjutan, berdasarkan nilai-nilai demokrasi dan pluralisme bersama, serta komitmen bersama pada tatanan internasional berbasis aturan. Amerika Serikat tetap fokus untuk mendukung keamanan dan kemakmuran Indonesia, sekaligus bekerja sama untuk mengatasi krisis iklim, mendorong akses terhadap pangan dan energi yang terjangkau, memperkuat kesiapsiagaan pandemi dan arsitektur kesehatan global, memperluas hubungan penting antarmasyarakat, dan mengatasi krisis di Birma dan Afghanistan. Pada Tahun Anggaran 2022 saja, Departemen Luar Negeri AS dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) berencana untuk menyediakan lebih dari 150 juta dolar AS dalam bentuk pembangunan bilateral dan bantuan keamanan untuk Indonesia.
Di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia, Presiden Biden dan Presiden Jokowi akan mengadakan pertemuan bilateral, dan dalam pertemuan tersebut kedua pemimpin akan mengkaji upaya untuk mempercepat kemitraan AS-Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan dan peluang bersama, termasuk melalui Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) dan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII). Pada KTT G20, Amerika Serikat dan Indonesia akan bergabung dengan para mitra untuk mengumumkan inisiatif baru PGII yang transformatif yang akan mempercepat transisi energi bersih Indonesia dan mempromosikan kemakmuran berkelanjutan. Dan hari ini, Presiden Biden mengumumkan beberapa inisiatif baru sebagai berikut:
Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact: Amerika Serikat dan Indonesia telah berhasil menyelesaikan negosiasi untuk meluncurkan MCC Compact senilai 698 juta dolar AS, yang mencakup 649 juta dolar dari Amerika Serikat dan 49 juta dolar dari Indonesia. Inisiatif Compact akan mendukung pembangunan infrastruktur transportasi berkualitas tinggi dan sadar iklim di lima provinsi; memobilisasi modal internasional untuk mendukung tujuan pembangunan Indonesia, termasuk dengan mengembangkan kapasitas pasar keuangan Indonesia; serta meningkatkan akses keuangan untuk usaha milik perempuan dan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia.
Perikanan Berkelanjutan dan Keanekaragaman Hayati Laut: Bermitra dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, USAID meluncurkan dua program baru yang akan melindungi keanekaragaman hayati laut Indonesia dan ekosistem bakau yang kritis dengan meningkatkan pengelolaan perikanan dan Kawasan Konservasi Perairan yang berkelanjutan dan adil, serta membangun ketangguhan rantai pasokan komersial dan masyarakat yang bergantung pada perikanan terhadap dampak perubahan iklim.
Penangkapan Karbon: ExxonMobil dan Pertamina telah menandatangani perjanjian senilai 2,5 miliar dolar AS untuk melakukan kajian lebih lanjut terhadap pengembangan Carbon Capture and Sequestration Hub di Indonesia. Kemitraan ini akan memungkinkan sektor-sektor industri utama untuk melakukan dekarbonisasi, termasuk sektor penyulingan, bahan kimia, semen, dan baja, sehingga menurunkan emisi karbon sekaligus menciptakan peluang ekonomi bagi para pekerja Indonesia, dan perjanjian ini akan membantu Indonesia mencapai ambisi nol-bersihnya pada 2060 atau lebih cepat.
Pengembangan Kapasitas Penjaga Pantai: Membangun kerja sama yang sudah lama terjalin antara Amerika Serikat dan Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla), AS kini akan mendukung program pesawat nirawak (drone) pengawasan maritim Bakamla. Dukungan AS akan memungkinkan Bakamla untuk membeli pesawat nirawak, melatih pilot, serta melakukan pemeliharaan yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan Bakamla terkait dengan kesadaran domain maritim, penegakan hukum maritim, dan mengatasi penangkapan ikan ilegal.
Investasi dalam Ketahanan Pangan dan Rantai Pasokan Penting: Lembaga keuangan AS International Development Finance Corporation akan menanamkan investasi senilai 20 juta dolar di Aruna Global Tehnologies untuk menghubungkan usaha kecil perikanan di Indonesia dengan pasar global melalui platform teknologi inovatif yang memberdayakan kaum perempuan dan komunitas marjinal, yang akan menurunkan harga pangan, serta meningkatkan ketahanan rantai pasokan pangan dalam industri perikanan terbesar kedua di dunia ini.
Mengurangi Polusi Plastik: USAID akan meluncurkan prakarsa baru untuk mendukung kerja sama pemerintah-pihak swasta yang akan mengurangi polusi plastik di lautan yang berasal dari darat, sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular. USAID akan bermitra dengan pemerintah lokal, sektor swasta, serta kelompok masyarakat untuk mempromosikan pengelolaan sampah terpadu, dan juga memperbaiki sistem pengumpulan dan pengolahan sampah, serta memperkuat rantai nilai untuk daur ulang.
“Menghijaukan” Transportasi Publik: Badan Perdagangan dan Pengembangan AS (USTDA) meluncurkan kemitraan baru dengan PT MRT Jakarta yang mengelola sistem transportasi berbasis rel di Ibu Kota, untuk mendukung transisi sistem transportasi massal menuju pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan.
Investasi Dalam Teknologi Energi Terbaru: Lembaga AS International Development Finance Corporation akan mendukung investasi HDF Energy dalam portofolio proyek hidrogen hijau di Indonesia bernama “Renewstable” yang mengkombinasikan energi terbarukan dengan baterai dan media penyimpanan hidrogen hijau guna menyalurkan tenaga listrik yang stabil dan dapat diandalkan ke jaringan kelistrikan.
Melestarikan Keanekaragaman Hayati: USAID berencana untuk meluncurkan kemitraan baru di bidang iklim dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung pencapaian Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 terkait konservasi orang utan dan spesies lainnya seperti gajah, harimau, serta badak di Sumatra dan Kalimantan. Kemitraan ini akan mendukung upaya konservasi yang sedang berjalan dan membantu memperkuat kerja sama di antara para pemangku kepentingan terkait.
Mendukung Pelabuhan dan Perikanan di Pasifik: Amerika Serikat dan Indonesia berkomitmen untuk bermitra dalam meningkatkan administrasi pelabuhan dan perikanan di Pasifik. Dengan mengangkat keahlian Indonesia di bidang administrasi dan logistik pelabuhan serta perikanan, dan bersama dengan para mitra Pasifik, Amerika Serikat dan Indonesia akan mengirimkan tenaga ahli teknis ke kawasan ini demi mendukung kebutuhan pelabuhan dan perikanan yang penting di Pasifik.
Kerja Sama Pendidikan: Menindaklanjuti penandatangan nota kesepahaman kerja sama bilateral bidang pendidikan antara Amerika Serikat dan Indonesia bulan Desember 2021, Amerika Serikat sekarang ini telah mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan jumlah pusat konsultasi pendidikan di Indonesia sebesar 30%, yang akan memberikan kesempatan baru bagi para siswa/ siswi Indonesia untuk studi di Amerika Serikat. Selain itu, relawan Peace Corps dan penerima beasiswa Fulbright serta para pengajar akan kembali ditugaskan ke Indonesia bulan Januari 2023 setelah jeda beberapa tahun karena pandemi COVID-19.
Percontohan Teknologi Kesehatan Yang Inovatif: Badan Perdagangan dan Pengembangan AS (USTDA) dan GE Healthcare mengumumkan rencana untuk membiayai kegiatan percontohan guna mendukung Kementerian Kesehatan dalam mengembangkan penyimpanan data dan citra nasional (NIDR), membuat penyimpanan terpusat berbasis “cloud” untuk data-data kesehatan elektronis dan jaringan “hub and spoke” yang menghubungkan dokter-dokter umum di fasilitas pelayanan kesehatan primer dengan dokter spesialis jantung di rumah sakit pusat.
Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Ibu Kota Negara Yang Baru: USAID bermitra dengan otoritas Ibu Kota Nusantara – yang dibentuk oleh Presiden Jokowi yang mengawasi pemindahan ibu kota RI – memberikan dukungan manajemen proyek dan bantuan teknis untuk perencanaan pembangunan ibu kota baru dengan fokus pada penerapan prinsip-prinsip kota pintar dan kota hutan.
Sumber: FACT SHEET: Strengthening the U.S.-Indonesia Strategic Partnership