LEMBAR INFORMASI: Memperdalam Hubungan Antarmasyarakat Amerika Serikat-ASEAN: Berinvestasi di bidang pendidikan, pertukaran budaya, dan pemimpin generasi selanjutnya
Kekuatan hubungan AS-ASEAN bertumpu pada persahabatan yang terjalin oleh satu miliar rakyat AS dan ASEAN. Setiap tahun Amerika Serikat menyediakan lebih dari 70 juta dolar untuk mendukung pertukaran pendidikan dan budaya dengan masyarakat Asia Tenggara, sehingga menumbuhkan pemahaman yang lebih baik, meningkatkan kerja sama, dan menciptakan persahabatan seumur hidup yang semakin meningkatkan kekuatan dan ketahanan jangka panjang masyarakat di seluruh Amerika Serikat dan ASEAN.
Pada KTT Khusus AS-ASEAN 2022 yang bersejarah di Washington, D.C., Presiden Biden dan Wakil Presiden Harris secara signifikan memperluas investasi Amerika Serikat dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan hubungan antarmasyarakat melalui komitmen baru yang nyata:
- Mengumumkan penggandaan jumlah Prakarsa Pemimpin Muda Asia Tenggara, atau “YSEALI [Young Southeast Asian Leaders Initiative]” – yang saat ini merayakan hari jadinya yang ke-10 – dalam waktu tiga tahun;
- Memperluas program Billion Futures Scholarship sehingga lebih banyak pelajar dari Asia Tenggara dapat belajar di universitas-universitas AS;
- Menggandakan Program Fulbright U.S.-ASEAN Visiting Scholars;
- Meluncurkan program pertukaran baru, “U.S.-ASEAN University Connections Initiative,” untuk memfasilitasi kolaborasi antarakademisi dari Amerika Serikat dan Asia Tenggara;
- Memperluas program pelatihan bahasa Inggris di Asia Tenggara;
- Mengumumkan peluncuran U.S.-ASEAN Institute for Rising Leaders di Johns Hopkins University School of Advances International Studies.
Di saat dua pertiga penduduk kawasan ASEAN berusia 35 tahun atau lebih muda, suara para pemimpin muda menjadi lebih penting dari sebelumnya. Komitmen kami untuk memperdalam hubungan antarmasyarakat dan menguatkan para pemimpin generasi selanjutnya ditandai oleh hampir 6.000 alumni program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) dan lebih dari 150.000 anggota jaringan YSEALI. Tahun ini Indonesia menjadi ketua ASEAN dan mengambil tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.” Berangkat dari tema tersebut, kegiatan “YSEALI Matters Forum: Leading with Impact” mempertemukan 40 alumni YSEALI dalam program selama dua hari di Indonesia di sela-sela KTT AS-ASEAN. Selain itu, para pakar dan pejabat AS dan Asia Tenggara akan memimpin sesi dan menawarkan keahlian mereka. Diskusi akan berfokus pada kepemimpinan yang berdampak, pemanfaatan media sosial, potensi kecerdasan buatan sebagai sarana untuk kemaslahatan publik, mengambil tindakan melalui kemitraan swasta-publik, dan titik temu antara keterlibatan masyarakat dan sipil.
Selama kunjungannya ke Jakarta, Wakil Presiden akan berkesempatan untuk bertemu dengan para delegasi YSEALI, mengakui peranan penting yang dimainkan para pemuda dalam memajukan sentralitas ASEAN, dan menggarisbawahi komitmen berkelanjutan Amerika Serikat terhadap para pemimpin muda serta kesejahteraan dan keamanan Asia Tenggara di masa depan.
YOUNG SOUTHEAST ASIA LEADERS INITIATIVE (YSEALI)
2023 menandai perayaan hari jadi ke-10 Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), program pengembangan kepemimpinan dan jaringan andalan pemerintah AS untuk para pemuda di seluruh Asia Tenggara.
YSEALI berupaya membangun kemampuan kepemimpinan generasi muda di kawasan ini, memperkuat hubungan antara rakyat Amerika Serikat dan Asia Tenggara, serta membina komunitas para pemimpin yang bekerja lintas batas untuk memecahkan masalah bersama.
YSEALI terbuka untuk generasi muda berusia 18-35 tahun dari seluruh negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara [ASEAN] (Burma, Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) serta Timor-Leste. Memenuhi prioritas generasi muda di Asia Tenggara, program YSEALI berfokus pada empat tema: Keterlibatan Masyarakat; Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan Sosial; Pendidikan; dan Masalah Lingkungan Hidup.
Peluang YSEALI mencakup pertukaran profesional dan akademis di Amerika Serikat, lokakarya regional serta Akademi YSEALI di Universitas Fulbright Vietnam untuk pengembangan jaringan dan keterampilan, keterlibatan media digital, dan kompetisi beasiswa YSEALI Seeds for the Future guna mendukung upaya para pemimpin baru dalam mengatasi masalah krisis regional.
Di sela-sela KTT AS-ASEAN, Amerika Serikat mengumumkan YSEALI Next, sebuah komite pengarah eksekutif jaringan alumni yang akan memberikan masukan mengenai tujuan masa depan YSEALI dengan memetakan YSEALI untuk 10 tahun ke depan dari sudut pandang peserta program. Komite ini akan beranggotakan 10 negara anggota ASEAN dan Timor-Leste, yang mewakili keragaman geografis, ras, agama, dan etnis di Asia Tenggara.
Alumni dan anggota jaringan berkomitmen untuk memimpin perubahan positif di bidang keterlibatan masyarakat; pemberdayaan ekonomi dan kewirausahaan sosial; akses pendidikan; serta lingkungan hidup dan keberlanjutan. Anggota YSEALI mewakili keluasan dan keberagaman ASEAN, namun mereka semua meneladankan moto YSEALI: never too young to lead (tidak pernah terlalu muda untuk memimpin).
Amerika Serikat akan terus melibatkan dan memberdayakan pemuda dan profesional muda ASEAN melalui YSEALI. Sejak Januari 2023, lebih dari 6.700 anggota YSEALI telah mengikuti kursus daring YSEALI Learns. Departemen Luar Negeri AS juga berupaya menggandakan jumlah peluang beasiswa pertukaran profesional dan akademis YSEALI dari 450 menjadi 900 pada tahun 2025.KERJA SAMA MELALUI PENDIDIKAN
Di luar YSEALI, Amerika Serikat juga menjalin hubungan dengan negara-negara anggota ASEAN melalui program pertukaran sekolah menengah atas, universitas, dan pertukaran profesional dan budaya, beasiswa, dan banyak lagi. Deplu AS telah memberikan 269 hibah kepada alumni program pertukaran kami dari negara-negara anggota ASEAN, menjalankan 7.500 program di 51 American Spaces di negara-negara ASEAN; dan telah menominasikan lebih dari 48.000 mahasiswa, peneliti, dan profesional dari negara-negara anggota ASEAN untuk mengikuti program akademis dan profesional yang didanai pemerintah AS.
- US-ASEAN Institute for Rising Leaders: Pada Agustus 2023, Deplu AS dan Johns Hopkins School of Advanced International Studies (JHU SAIS) meresmikan kelompok peserta pertama program Rising Leaders. Kelompok yang terdiri dari 31 profesional layanan publik dengan karier menengah ini bergabung dengan JHU SAIS untuk mengikuti program pengembangan kepemimpinan selama beberapa pekan yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman peserta tentang isu-isu internasional yang penting seperti energi dan lingkungan, teknologi baru, kesehatan masyarakat, dan keamanan.
- Billion Futures Initiative: Kelompok peserta ke-tiga di bawah Billion Futures Initiative akan memulai studi mereka di universitas-universitas AS di seluruh Amerika Serikat pada musim gugur tahun 2023. Untuk Tahun Anggaran 2023, Billion Futures Initiative menyediakan 90 beasiswa tambahan bagi para mahasiswa dari negara-negara ASEAN dan Timor- Leste untuk belajar di universitas-universitas Amerika melalui program Fulbright dan Global UGRAD. Termasuk dalam Billion Futures Initiative adalah Program Beasiswa Lincoln senilai 19 juta dolar dari USAID di Burma selama lima tahun, yang akan mendukung 135 pemimpin muda dari berbagai latar belakang etnis dan agama untuk mendapatkan gelar master di Amerika Serikat.
- Southeast Asia Youth Leadership Program (SEAYLP): Selain YSEALI, Amerika Serikat mendukung Program Kepemimpinan Pemuda Asia Tenggara (Southeast Asia Youth Leadership Program/SEAYLP), satu-satunya program khusus ASEAN untuk siswa sekolah menengah. Setiap tahun, SEAYLP membawa 60 peserta ke Amerika Serikat untuk program selama tiga minggu yang fokus pada pendidikan kewarganegaraan, kepemimpinan, keberagaman, dan kerelawanan dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk dapat melaksanakan proyek pelayanan kebutuhan masyarakat di dalam negeri. Lebih dari 800 siswa telah berpartisipasi dalam SEAYLP sejauh ini.
- U.S. ASEAN University Connection Initiative (UCI): Deplu AS meluncurkan UCI untuk fokus pada pengembangan kemitraan pendidikan tinggi. Pada Februari 2023, 25 pemimpin dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam bergabung dengan rekan-rekan mereka di Amerika Serikat untuk mendapatkan peluang pelatihan dan jaringan yang dirancang untuk membina kemitraan akademik internasional yang berkelanjutan.
- Program Fulbright Visiting Scholar AS-ASEAN: Deplu AS telah menggandakan jumlah Fulbright Visiting Scholar AS-ASEAN, dengan 20 akademisi yang dipilih untuk datang ke Amerika Serikat selama tahun akademik 2023-2024. Program regional ini dirancang untuk meningkatkan kolaborasi melalui proyek penelitian yang fokus pada kerja sama AS-ASEAN dan prioritas ASEAN. Program Beasiswa Fulbright AS-ASEAN terbentuk berkat lebih dari 500 peserta yang berasal dari warga negara anggota ASEAN yang saat ini berada di Amerika Serikat, dan warga negara AS yang berada di negara-negara ASEAN penerima beasiswa Fulbright untuk studi, penelitian, atau pengajaran.
- Dialog Kebijakan Global Alumni Humphrey Fellowship: Untuk merayakan ulang tahun ke-45 Program Humphrey Fellowship, pada September 2023, Deplu AS akan menjadi tuan rumah sebuah konferensi di Filipina bagi 40 alumni dari negara-negara anggota ASEAN dan Kepulauan Pasifik. Konferensi ini akan berfokus pada peningkatan diversifikasi ekonomi dan kemakmuran di Asia Timur dan Pasifik. Sejak tahun 1978, terdapat lebih dari 500 alumni Humphrey dari negara-negara anggota ASEAN, termasuk menteri, hakim agung, dan pemimpin di berbagai organisasi yang telah memajukan tujuan-tujuan kebijakan di negara asal mereka dan secara global di bidang-bidang penting seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, dan pembangunan ekonomi.
- Program Science, Technology, and Innovation Cooperation (STIC): Melalui STIC, Virtual Talent Mobility Portal diluncurkan untuk memperkuat kerja sama sains, teknologi, dan inovasi antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara, dengan lebih dari 1.600 peserta yang mendaftar di portal tersebut.
- International Visitor Leadership Program (IVLP): Setiap tahun hampir 5.000 peserta internasional mengunjungi Amerika Serikat dalam International Visitor Leadership Program (IVLP) – termasuk peserta dari negara-negara ASEAN. Lebih dari 200.000 peserta internasional telah berinteraksi dengan warga Amerika berkat IVLP, termasuk lebih dari 500 kepala negara atau kepala pemerintahan saat ini atau mantan kepala negara. Pada 2024, sebuah program akan disiapkan untuk para pejabat pemerintahan kota di seluruh negara anggota ASEAN menjalani IVLP ke Amerika Serikat.
- Academy for Women Entrepreneurs (AWE): Diluncurkan di Asia Tenggara pada tahun 2020, AWE membekali kaum perempuan dengan pengetahuan, jaringan, dan akses yang mereka perlukan untuk memulai dan mengembangkan bisnis yang sukses dan telah memberdayakan lebih dari 1.000 perempuan di berbagai sektor mulai dari pertanian berkelanjutan hingga perawatan kesehatan mental di Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
- Program Bahasa Inggris: Selama setahun terakhir, Deplu AS telah memperluas pertukaran tatap muka dan virtual secara signifikan di seluruh Asia Tenggara melalui program English Language Specialist, English Language Fellow, dan English Language Virtual Educator . Program-program ini telah menerjunkan 158 instruktur bahasa Inggris Amerika melalui program virtual dan tatap muka untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris di negara-negara anggota ASEAN.
- ASEAN-USAID Partnership for Regional Optimization within the Political-Security and Soc-Cultural Communities (PROSPECT): Melalui PROSPECT, Amerika Serikat telah mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan bagi pemuda dari seluruh negara anggota ASEAN untuk meningkatkan kepemimpinan dan keterampilan teknis mereka. PROSPECT meningkatkan kesadaran dan menggerakkan generasi muda dari berbagai komunitas untuk mendorong inklusi dan toleransi, akses terhadap layanan kesehatan selama pandemi, serta target pembangunan berkelanjutan.
MENDUKUNG PARA PENGUSAHA DAN INOVASI MELALUI KEMITRAAN PUBLIK-SWASTA
Amerika Serikat terus membangun, mengembangkan, serta mendorong kemitraan antara akademisi dan universitas AS dan Asia Tenggara, serta pelaku wirausaha dan pemimpin bisnis.
- Pertumbuhan Inklusif ASEAN-USAID di ASEAN melalui Inovasi, Perdagangan dan E-Commerce (ASEAN-USAID Inclusive Growth in ASEAN through Innovation, Trade and E-Commerce/IGNITE): Melalui IGNITE, Amerika Serikat berupaya memanfaatkan potensi luar biasa perempuan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) dan mendorong hubungan yang lebih besar antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi untuk mendorong pertumbuhan melalui penelitian dan pengembangan, termasuk komersialisasi penelitian. Proyek ini mendukung Underwriters Laboratories-ASEAN-U.S. Science Prize for Women. Tema tahun 2023 adalah “Elektrifikasi”, dan hadiah tahun ini akan diumumkan pada Oktober 2023.
- Kemitraan Kota Cerdas AS-ASEAN (U.S.-ASEAN Smart Cities Partnership/USASCP): Di sela-sela KTT AS-ASEAN tahun 2023, Deplu AS menjadi tuan rumah simposium tentang Akselerasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Sirkular di Asia Tenggara, bekerja sama dengan Kemitraan Kota Cerdas AS-ASEAN (USASCP), Arizona State University, dan Institut Teknologi Rochester. Hal ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi pada April 2023 dengan Administrasi Perdagangan Internasional di bawah Departemen Perdagangan AS di mana USASCP menjadi tuan rumah Program Pertukaran Kota Cerdas Aman ASEAN. Kegiatan ini mempertemukan delegasi pakar keamanan siber dari seluruh negara ASEAN di San Francisco, California dalam sebuah konferensi keamanan siber, dan pertemuan dengan para pemimpin sektor swasta dan publik dengan tujuan mengembangkan teknologi, layanan, dan solusi kebijakan terkait keamanan siber. Program ini memungkinkan peserta dari pemerintah kota dan nasional di Asia Tenggara untuk menerapkan praktik terbaik dalam menjadikan kota-kota di ASEAN lebih tangguh serta mampu mengakses teknologi dan layanan baru untuk memperkuat infrastruktur keamanan siber mereka.
- Coalition for Climate Entrepreneurship (CCE) ASEAN dengan ACCMSME: Pada akhir 2023, Deplu AS, bersama dengan Komite Koordinasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ASEAN (ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small and Medium Enterprises/ACCMSME) dan USAID, akan menggelar lokakarya yang sementara dijadwalkan akan berlangsung di Bangkok, Thailand, untuk memajukan ekosistem wirausaha lingkungan di kawasan ASEAN. Lokakarya ini mendukung para pelaku wirausaha yang ingin menjajaki peluang dan perluasan pasar melalui penerapan praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan, dan juga para pembuat kebijakan di kawasan ASEAN, untuk mendukung upaya ramah lingkungan para pelaku wirausaha dan pemilik usaha UMKM yang dalam tahap pertumbuhan.
- Kemitraan untuk Ketahanan dan Pemulihan Bisnis (Partnerships for Business Resilience and Recovery/PBRR): Dengan dukungan dari Deplu AS melalui Dana Keterlibatan dan Kemitraan Sektor Swasta COVID-19, para mitra PBRR membentuk jaringan wirausaha dan UMKM baru di Thailand, Indonesia, dan Vietnam sejak Januari 2022 hingga Januari 2023 untuk memfasilitasi upaya kolaboratif guna mempercepat pemulihan ekonomi. PBRR melaksanakan 28 kegiatan pelatihan dan penjangkauan ketahanan usaha secara tatap muka bagi dunia usaha dan pelaku wirausaha di ASEAN.
Konten asli dapat dibaca di: https://www.whitehouse.gov/briefing-room/statements-releases/2023/09/05/fact-sheet-deepening-the-united-states-asean-people-to-people-relationship-investing-in-education-cultural-exchange-and-the-next-generation-of-leaders/
Terjemahan ini disediakan sebagai sarana bantuan dan hanya sumber asli berbahasa Inggris yang dianggap sahih.