Dukungan Lembaga AS untuk ASEAN

Tanggal 4 September, Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Dr. Surin Pitsuwan beserta perwakilan tetap Komite ASEAN di Sektretariat ASEAN, Jakarta, sebagai kelanjutan dari pertemuan-pertemuan Hillary  dengan para pemimpin dan pejabat senior ASEAN.

Seiring dengan hubungan ekonomi, strategis, dan antar-masyarakat kami dengan ASEAN, Amerika Serikat   tetap berkomitmen untuk mendukung evolusi ASEAN sebagai lembaga regional terdepan dalam  mengkampanyekan visi perdamaian, keamanan, kesejahteraan serta  demokrasi di Asia Tenggara. AS telah menyatakan dukungannya kelembagaannya untuk ASEAN melalui berbagai cara.

Misi AS untuk ASEAN: Pada Juni 2010, AS menjadi Negara non-ASEAN pertama yang menetapkan perwakilan khusus untuk ASEAN di Jakarta. Di bawah kepemimpinan Duta Besar David L. Carden, Duta Besar AS pertama untuk ASEAN, misi atau perwakilan tersebut memberikan ruang bagi hubungan serta kerjasama berkala  dengan ASEAN, sekaligus sebagai bentuk nyata komitmen bagi kesuksesan ASEAN.

Dukungan beasiswa AS – ASEAN: Selain penerimaan awal program US-ASEAN Fullbright Initiative tahun ini, Amerika Serikat mendukung hasil karya para  intelektual  yang berasal dari AS maupun negara-negara anggota ASEAN,  mengenai isu-isu penting di kawasan melalui simposium yang diadakan oleh Pusat Kajian ASEAN di American University di Washington DC. Sebagai bentuk partisipasi dalam Proyek Pengayaan Bahasa Inggris di Brunei – Amerika Serikat  telah menunjukkan komitmennya  untuk membantu mepersatukan keberagaman anggota-anggota ASEAN, meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, serta memajukan kesempatan pendidikan dan pengajaran di kawasan ASEAN.

Komite ASEAN Washington (AWC): Untuk meningkatkan koordinasi dengan ASEAN, Asisten Menlu untuk Kantor Urusan Asia Timur dan Pasifik Kurt M. Campbell mengadakan pertemuan bulanan dengan komite ASEAN Washington serta menyusun posisi duta besar bagi negara-negara anggota ASEAN. Pertemuan-pertemuan tersebut merupakan ruang bagi komunikasi dan kolaborasi untuk isu-isu serta proyek-proyek di kawasan, serta melengkapi keterhubungan kami  di Jakarta.

Dukungan kelembagaan untuk Manajemen Bencana: Sejak pertengahan 2011, Amerika Serikat  telah memberikan dukungan, berupa penetapan penasehat bagi Sekretariat ASEAN untuk Unit Forum Regional ASEAN dan memperluas upaya Manajemen Bencana melalui Sekretariat dan Pusat Bantuan Kemanusiaan dan Bencana (AHA Centre) ASEAN. Penasehat tersebut bekerjasama erat dengan pejabat ASEAN dan para Mitra Dialog ASEAN untuk mengatur kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

    • Pemasangan sistem tanggap darurat dan pengawasan untuk berbagai bencana di AHA Centre. Bersama Jepang, AS menyediakan peralatan serta perangkat dalam pengoperasian AHA Centre untuk meningkatkan waktu tanggap sertra memanfaatkan sumberdaya bantuan yang lebih efisien.
    • Mengembangkan kemampuan pencarian dan penyelamatan Negara-negara Anggota ASEAN dan membuat pedoman mobilisasi aset saat pemberian bantuan bagi bencana yang terjadi di kawasan.
    • Mendukung upaya berbagi praktik-praktik terbaik Operasi Pemeliharaan Perdamaian.

 

Promosi Dialog Kemitraan Ekonomi Sektor Swasta dan Publik:  Amerika Serikat telah bermitra dengan ASEAN dalam menjangkau sektor-sektor swasta dan nasional dalam beberapa area:

  • Menlu Clinton membuka US-ASEAN Business Forum yang pertama pada bulan Juli lalu di Siem Reap. Forum ini menyatukan berbagai pelaku ekonomi baik para pejabat pemerintahan maupun sektor swasta, termasuk juga dari Boeing, Caterpillar, Chevron, DHL, Oracle, Peabody, P&G, Black & Veatch, Coca-Cola , GE dan Google, selain itu perusahaan-perusahaan lainnya berupaya untuk meningkatkan hubungan dan integrasi ekonomi di kawasan ini.
  • Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (US Trade and Development Agency)  telah meluncurkan kegiatan konektivitas pertama denngan  mengundang berbagai perwakilan dari pemerintah-pemerintah ASEAN, tujuh pejabat pemerintah AS serta berberapa penusaha swasta. Para peserta saling berbagi pengalaman dalam penanggulangan dan rekonstruksi bencana. Para peserta juga memberikan informasi tentang teknologi yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas dalam mempersiapkan diri maupun menanggulangi bencana.
  • Kami mendukung ASEAN Single Window Committee yang bertujuan untuk mengabungkan pandangan-pandangan dari para praktisi bisnis di kawasan ini demi merancang program ASEAN Single Window Project, sebuah sistem pembagian informasi elektronik yang canggih untuk mempermudah proses bea dan cukai antar negara-negara ASEAN sehingga diharapkan dapat meningkatkan integrasi yang lebih luas bagi perekonomian kawasan ini. Kami sangat menantikan diselenggarakannya ASEAN Single Window Symposium yang akan diadakan pertengahan bulan September ini di Sekretariat ASEAN.

Kemitraan Ekonomi:  Kami mendukung konferensi-konferensi tiga tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan antar sektor swasta demi memenuhi agenda ketahanan pangan ASEAN. Selain itu, program Maximizing Agricultural Revenue through Knowledge, Enterprise Development, and Trade (Maksimalisasi Pendapatan Pertanian lewat Pengembangan Pengetahuan, Kewirausahaan dan Perdagangan – MARKET) yang di danai oleh AS, juga ikut membantu mendorong hubungan-hubungan penting antara sektor swasta dengan pemerintah. Kami juga akan mendukung Dialog Tahunan antar Menteri-Menteri Pertanian ASEAN dan para pemimpin-pemimbin bisnis pangan pada bulan September.

Pengembangan Teknologi ASEAN: Amerika Serikat telah mendanai seorang tenaga ahli untuk berkerjasama dengan Sekretariat ASEAN demi meningkatkan operasional di bidang teknologi informasi serta menyiapkan sebuah strategi informasi teknologi jangka menengah yang telah diajukan kepada ASEAN Committee of Permanent Representatives (Komite Perwakilan-Perwakilan Tetap ASEAN – CPR). Awal bulan September, Sekretariat ASEAN dan Amerika Serikat bersama-sama akan meluncurkan portal internet baru untuk ASEAN yang dirancang ulang dari website yang lama demi menciptakan sebuah situs penyimpanan pusat bagi seluruh dokumen-dokumen yang berhubungan dengan ASEAN dan menggunakan desain halaman muka yang mudah dan didukung dengan fitur pencarian dokumen.

US-ASEAN Eminent Persons Group (EPG):  Dalam acara US-ASEAN Leaders Meeting bulan November 2011, Presiden Obama mengumumkan tiga nama wakil-wakil AS untuk kelompok kerja ini yaitu: Duta Besar Charlene Barshefsky (mantan Perwakilan Dagang AS), Muhtar Kent (Kepala dan CEO Coca-Cola) dan Duta Besar J. Stapleton Roy (Mantan Duta Besar AS untuk Singapura, RRC, dan Indonesia). Para wakil ini telah bertemu dengan kolega-kolega mereka dari ASEAN di Manila awal tahun ini dan akan melakukan pertemuaan berikutnya di Rangoon, pada bulan September. Mereka ini akan menyusun sebuah laporan berisikan rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan hubungan antara AS-ASEAN. Laporan tersebut akan disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi  Presiden Obama, Menlu Clinton, dan para pemimpin negara ASEAN. Kami mengharapkan bahwa EPG dapat memberikan pandangan-pandangan ahli mereka tentang berbagai topik termasuk hubungan dan integrasi antara anggota-anggota ASEAN yang didasarkan pada tiga pilar Masyarakat ASEAN: Politik/Keamanan , Perekonomian dan Sosial-Budaya. Inisiatif presiden yang penting ini menunjukan hubungan yang makin erat dengan institusi multilateral di Asia-Pasifik, terutama ASEAN, seiring dengan ulang tahun ke-35 Dialog AS-ASEAN yang akan dirayakan tahun ini.

Kunjungan Komite Perwakilan Tetap : Pada bulan September, Amerika Serikat akan mensponsori sebuah kunjungan bagi para perwakilan tetap ASEAN atau ASEAN Committee  of Permanent Representatives (CPR) yang akan di pimpin oleh Duta Besar AS untuk ASEAN David L. Carden. CPR terdiri dari 10 orang wakil dari setiap negara anggota ASEAN, yang memiliki fungsi untuk mengawasi interaksi antar negara-negara anggota ASEAN dengan Sekretariat ASEAN serta mitra dialog seperti AS. Kunjungan ini akan memberikan CPR kesempatan untuk bertukar pengalaman dan pikiran di berbagai bidang dengan para pejabat pemerintah, pengusaha swasta, lembaga-lembaga riset ilmiah, serta perguruan-perguran tinggi di AS untuk meningkatkan kapasitas ASEAN dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan, memperbaiki aturan hukum di kawasan serta menciptakan lingkungan kondusif bagi pembangunan ekonomi di seluruh kawasan Asia Tenggara.

Mitra Dialog/Koordinasi Donor: Amerika Serikat memberikan prioritas tinggi untuk mempererat hubungan dan kerjasama dengan para mitra pembangunan  di kawasan ini  serta memperkuat peranan ASEAN dalam koordinasi dengan para mitranya. Sebagai contoh, kerjasama USAID-AusAID-ASEAN untuk meluncurkan kampanye MTV-EXIT menunjukan komitmen ASEAN yang berkerjasama dengan para Mitra Dialog untuk menghapuskan perdagangan manusia.  Selain itu,  AS, Jepang, Australia, Uni Eropa dan Selandia Baru saat ini berkerjasama dengan AHA Centre dan Sekretariat ASEAN dalam mengkoordinasikan jenis bantuan yang dapat diberikan oleh setiap mitra demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama AHA Centre di bidang sistem operasi, tenaga kerja dan pelatihan. AS dan Kanada juga bersama-sama memimpin kelompok kerja untuk kerjasama di bidang Hak Asasi Manusia dengan ASEAN.

Perwira Penghubung Bidang Pertahanan. Pada tahun 2011, Komando Kawasan Pasifik AS (PACOM) mengirimkan perwira penghubung (liaison officer) Misi AS untuk ASEAN dengan tujuan untuk berbagi informasi antara departemen pertahanan dengan lembaga AS lainnya  mengenai program keamanan multinasional di Asia Tenggara, serta mendorong keterlibatan department pertahanan AS dalam  forum-forum pertahanan di ASEAN, seperti  pertemuan menteri pertahanan ASEAN dan negara mitra atau disebut juga ASEAN Defense Ministers Plus (ADMM +). Tahun lalu, misi perwira penguhubung PACOM juga membantu penyelenggaraan dialog informal pertama antara menteri pertahanan negara-negara ASEAN  dan Menteri Pertahanan AS, dan juga bersama Indonesia menjadi ketua bersama untuk kelompok kerja anti-terorisme ADMM+,  serta menyelenggarakan sejumlah loka karya mengenai keamanan lingkungan yang disponsori oleh PACOM.