Pernyataan Bersama Pemimpin Amerika Serikat dan Republik Indonesia: Meningkatkan Hubungan Menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif

(Foto: State Dept. / White House)

Pernyataan dan RilisGedung Putih13 November 2023

Presiden Joseph R. Biden, Jr. merasa terhormat menyambut Presiden Indonesia Joko Widodo di Washington, D.C. Pertemuan kedua pemimpin ini menandai fase baru yang bersejarah dalam kerja sama bilateral dan persahabatan antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia. Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dan mengakui nilai-nilai bersama kedua negara yaitu demokrasi dan pluralisme serta komitmen bersama terhadap tatanan internasional berbasis aturan, Presiden Biden dan Presiden Widodo berkomitmen untuk meningkatkan hubungan AS-Indonesia menuju Kemitraan Strategis Komprehensif.

Delapan tahun sejak terjalinnya Kemitraan Strategis AS-Indonesia, kedua negara telah mencapai kemajuan luar biasa dalam meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan serta memperkuat kerja sama. Di bawah kerangka yang ditingkatkan dari Kemitraan Strategis Komprehensif, Presiden Biden dan Presiden Widodo bermaksud untuk memperluas kerja sama dalam semua isu yang menjadi perhatian bersama, termasuk tata kelola pemerintahan yang baik; pluralisme; dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, aturan hukum, kedaulatan, pembangunan berkelanjutan, dan integritas wilayah. Amerika Serikat dan Indonesia bermaksud untuk tetap menjadi sahabat dan mitra dekat, bekerja bergandengan tangan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi warga negara kita dan menangani tantangan-tantangan yang muncul di abad ke-21.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif melalui Inovasi, Pembangunan Berkelanjutan, Kesehatan Masyarakat, dan Transformasi Digital

Kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya pertumbuhan ekonomi inklusif yang didorong oleh inovasi sebagai pilar utama upaya kita untuk memberikan kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat Amerika dan Indonesia. Kedua belah pihak berencana untuk bekerja sama meningkatkan perdagangan bilateral dan memperdalam kerja sama dalam kebijakan ekonomi, termasuk melalui Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (TIFA) AS-Indonesia dan platform lainnya, serta dengan menyiapkan langkah-langkah regulasi secara terbuka dan transparan.

Presiden Widodo dan Presiden Biden menyatakan niat yang kuat untuk mendukung reformasi ekonomi berbasis pasar yang mendorong pekerjaan yang layak, keadilan sosial, kebebasan berserikat, dan perundingan bersama, serta menegaskan keterlibatan bilateral yang luas, suportif, dan konstruktif untuk memastikan hubungan perdagangan dan investasi yang dibangun di atas standar-standar yang tinggi. Para pemimpin ini menantikan keterlibatan dan kemajuan lebih lanjut dalam TIFA AS-Indonesia, yang memberikan peluang penting bagi Amerika Serikat dan Indonesia untuk bekerja sama dalam berbagai isu, termasuk perdagangan dalam bidang jasa, kekayaan intelektual, ketenagakerjaan, investasi, pertanian dan barang-barang industri, dan untuk memfasilitasi pertukaran dan dialog di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

Presiden Biden menyampaikan dukungannya terhadap Indonesia yang memulai proses aksesi menjadi anggota penuh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Sehubungan dengan dimulainya proses ini, Amerika Serikat berharap dapat bekerja sama dengan seluruh anggota OECD untuk memastikan Indonesia berhasil memenuhi seluruh komitmennya dalam peta jalan aksesi OECD, termasuk semua reformasi ekonomi, perdagangan, ketenagakerjaan, dan ketenagakerjaan yang diperlukan.

Para pemimpin ini berjanji untuk terus memperkuat sistem perdagangan multilateral yang non-diskriminatif, terbuka, adil, inklusif, merata, transparan, dan berbasis aturan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya. Selain itu, kedua belah pihak memuji kemajuan yang dicapai sejauh ini dan menantikan kemajuan substansial tambahan di bawah Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF), yang akan memberikan manfaat nyata bagi perekonomian dan pekerja kedua negara dan kawasan.

Presiden Biden dan Presiden Joko Widodo mengakui kepemimpinan global Indonesia dalam rantai nilai nikel, kobalt, dan mineral penting lainnya, sumber daya mineral penting Amerika Serikat yang signifikan, dan komitmen Pemerintahan Biden untuk mengembangkan sepenuhnya rantai pasokan mineral penting AS. Mereka menekankan peluang untuk menciptakan lapangan kerja rantai pasokan energi bersih berstandar tinggi di kedua negara melalui kemitraan yang kuat antara Amerika Serikat dan Indonesia yang mengarah pada pengembangan sumber daya dalam negeri yang saling menguntungkan sesuai dengan aturan berbasis pasar yang adil.

Mereka berkomitmen untuk bekerja sama guna mengurangi ketergantungan dan kerentanan rantai pasokan, mendorong transparansi rantai pasokan, dan memperluas akses terhadap sumber-sumber mineral penting yang aman dan berkelanjutan. Mereka menegaskan pentingnya perlindungan yang kuat terhadap pekerja dan lingkungan untuk mencegah eksploitasi dan mendorong keberlanjutan di sektor pertambangan internasional.

Mereka bertekad untuk mengambil langkah nyata untuk mengadopsi dan menerapkan kebijakan yang memajukan keselamatan dan kesehatan kerja serta upah yang adil dan memastikan pemberi kerja menjunjung tinggi standar ketenagakerjaan yang diakui secara internasional dan mematuhi undang-undang ketenagakerjaan dalam negeri di fasilitas-fasilitas pertambangan dan pemrosesan di masing-masing negara. Mereka berkomitmen untuk bekerja sama memperkuat lingkungan investasi di Indonesia, termasuk dengan bantuan teknis dan sumber daya peningkatan kapasitas, dan untuk memobilisasi investasi berstandar tinggi yang akan menciptakan pekerjaan yang sehat, aman, dan layak bagi orang Indonesia dan Amerika, sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi dan energi bagi kedua negara. Mereka berkomitmen untuk berupaya mewujudkan rantai pasokan mineral dengan emisi gas rumah kaca yang rendah, termasuk upaya untuk mempromosikan energi bersih dan rendah emisi untuk pemrosesan mineral.

Untuk memajukan upaya ini, mereka berkomitmen untuk mengembangkan rencana aksi mineral penting yang mencakup semua lini upaya serta berupaya meningkatkan investasi berstandar tinggi di sektor mineral penting di kedua negara. Mereka berkomitmen untuk melaksanakan upaya-upaya ini dengan tujuan untuk membangun landasan bagi negosiasi perjanjian mineral penting di masa depan.

Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama membangun rantai pasokan semikonduktor yang aman dan tangguh untuk mendukung kepentingan nasional kita masing-masing dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional masing-masing. Dengan dukungan dari Dana Keamanan dan Inovasi Teknologi Internasional (ITSI), yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang CHIPS AS tahun 2022, kedua pemimpin menegaskan untuk mendukung pengembangan, dan memacu investasi pada, ekosistem semikonduktor dalam negeri Indonesia, dengan tujuan untuk meningkatkan kreasi nilai lokal, diversifikasi rantai pasokan global, dan mendukung industri AS. Prakarsa ini bertujuan untuk mendukung Indonesia sebagai mitra dalam pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan tepercaya guna memastikan rantai pasokan semikonduktor yang aman dan beragam.

Para pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pembangunan berkelanjutan termasuk dalam menangani pengentasan kemiskinan serta kesenjangan gender dan pendapatan, menopang sistem kesehatan, dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi inklusif. Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia menandatangani perjanjian kemitraan baru dalam konservasi hutan dan satwa liar yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, melindungi spesies rentan, beradaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim, dan memastikan penghidupan yang berkelanjutan bagi penghuni komunitas hutan. Lebih jauh lagi, Amerika Serikat dan Indonesia berencana untuk bekerja sama melalui Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global serta prakarsa regional seperti IPEF untuk memobilisasi investasi pemerintah dan pihak swasta di bidang infrastruktur guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua di Indonesia.

Presiden Widodo menyambut baik kelanjutan kolaborasi dengan Amerika Serikat dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia, Nusantara. Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) bermaksud mendanai misi dagang ke Amerika Serikat yang berfokus pada pengembangan ibu kota baru untuk mendorong ekspor AS dalam bidang infrastruktur yang berkualitas, berkelanjutan, dan solusi kota pintar yang inovatif. USTDA juga berencana mendanai pelatihan bagi pejabat Indonesia mengenai pengadaan berbasis nilai untuk merancang, mengevaluasi, dan memberikan tender untuk ibu kota baru. Pekerjaan ini merupakan tambahan dari bantuan teknis USAID yang berkelanjutan kepada Otorita Ibu Kota Baru Nusantara untuk mengembangkan pedoman bangunan pintar – yang pertama untuk jenis ini di Indonesia. Departemen Perdagangan AS berencana menyelenggarakan Misi Pengembangan Bisnis Kota Cerdas untuk lebih memperkuat perdagangan dan investasi dalam pengembangan kota pintar di Indonesia.Kedua pemimpin mengakui pentingnya upaya bilateral untuk meningkatkan kerja sama di sektor kesehatan melalui peningkatan penelitian dan kolaborasi teknis, investasi dalam pengembangan modal sumber daya manusia, dan berbagi praktik terbaik. Para pemimpin berharap dapat mendorong kolaborasi yang lebih besar di berbagai sektor kesehatan, termasuk melalui pembaruan rencana lima tahunan nota kesepahaman antara Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS dan Kementerian Kesehatan Indonesia. Sebagai kelanjutan dari kemitraan jangka panjang kedua negara dalam memberantas penyakit menular, kedua pemimpin bermaksud untuk lebih memperkuat kerja sama dalam kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons terhadap pandemi, khususnya dalam pemberian vaksin serta penelitian dan pengembangan vaksin, terapi, dan diagnostik. Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen bersama mereka untuk memberantas penyakit menular, khususnya HIV/AIDS, polio, Zika, tuberkulosis, dan demam berdarah serta memperkuat pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular seperti penyakit sumbatan pembuluh darah otak (stroke), kanker, dan penyakit jantung. Amerika Serikat menyambut baik dan mendukung Deklarasi Indonesia tentang Pemberantasan Kanker Serviks melalui Rencana Nasional Pemberantasan Kanker Serviks (2023 hingga 2030) dan kedua pemerintah menegaskan kembali niat bersama mereka untuk meniadakan kejadian kanker serviks.Memperkuat Transisi Energi Bersih

Menyadari bahwa krisis iklim merupakan ancaman nyata, para pemimpin menegaskan kembali kedua negara akan mengambil tindakan yang mendesak dalam upaya membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Mereka memutuskan untuk memperluas kolaborasi produksi energi bersih dan terbarukan untuk mempercepat transisi energi bersih sambil berupaya memastikan penyediaan energi bersih yang terjangkau, mudah diakses, dan transparan bagi warga negaranya.

Indonesia dan Amerika Serikat akan terus menjalin kerja sama yang erat, termasuk dengan mitra lainnya, dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) senilai 20 miliar dolar AS untuk mewujudkan percepatan penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi di Indonesia dalam jenjang waktu yang disepakati dalam Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP). Presiden Biden memuji komitmen iklim Indonesia yang ambisius di bawah JETP-nya, termasuk penggunaan energi terbarukan yang kuat serta target emisi sektor ketenagalistrikan. Presiden Widodo menyambut baik kontribusi AS terhadap JETP dan menantikan upaya lebih lanjut untuk memberikan pembiayaan pemerintah dan swasta untuk transisi energi bersih Indonesia. Indonesia menyambut baik proyek-proyek masa depan yang didanai oleh lembaga keuangan internasional di bidang respons terhadap perubahan iklim, transisi energi, pertumbuhan ramah lingkungan, dan infrastruktur energi terbarukan. Amerika Serikat dan Indonesia bermaksud untuk mengupayakan program kerja sama yang ambisius di bidang energi angin, surya, nuklir untuk keperluan sipil, dan panas bumi, sekaligus meningkatkan kerja sama dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor mineral, limbah, dan transportasi. Kedua negara juga mengakui nilai dari Net Zero World Initiative dalam mendukung transformasi ekonomi energi Indonesia, termasuk kerja sama dalam rantai pasokan baterai rendah karbon.

Untuk mendukung target JETP, Amerika Serikat dan Indonesia juga mengumumkan nota kesepahaman mengenai energi berkelanjutan dan pengembangan mineral yang akan memajukan kerja sama teknis dalam lingkungan yang mendukung serta kerangka peraturan untuk membantu meningkatkan penggunaan sumber daya-sumber daya energi terbarukan, meningkatkan ketahanan dan keamanan jaringan listrik, serta meningkatkan teknologi untuk praktik penambangan dan pemrosesan mineral yang bertanggung jawab. Karena transisi energi bersih akan memberikan dampak yang sangat besar bagi pekerja dan masyarakat di seluruh Indonesia, Amerika Serikat juga akan terlibat bersama para pembuat kebijakan di Indonesia dalam mengatasi kebutuhan tenaga kerja seperti investasi strategis, pelatihan tenaga kerja, dan kebijakan transisi yang merata dan adil untuk memastikan pekerja mendapatkan manfaat dari industri energi bersih yang sedang bergulir. Presiden Biden menyambut baik Indonesia dalam Greening Government Initiative (GGI), sebagai platform kerja sama dalam masalah-masalah ini.

Kedua negara memuji kerja sama bilateral pemerintah-pihak swasta untuk melakukan studi kelayakan penggunaan teknologi reaktor modular nuklir skala kecil (SMR) untuk transisi energi bersih. Upaya ini tercakup dalam Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global dengan pendanaan baru melalui program Infrastruktur Dasar untuk Penggunaan Teknologi SMR yang Bertanggung Jawab (FIRST).

Komitmen kuat para pemimpin ini untuk menangani pemicu dan dampak perubahan iklim tercermin melalui upaya bersama seperti Kelompok Kerja Bilateral Iklim AS-Indonesia mengenai hutan, alam, dan iklim; Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Lingkungan Hidup antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia- Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA) AS; dan IPEF. Amerika Serikat dan Indonesia juga akan memulai dialog mengenai peningkatan pendanaan iklim dan investasi di sektor kehutanan dan penggunaan lahan guna mendukung pengurangan emisi dan bioekonomi berkelanjutan.

Memperdalam Hubungan Antar Masyarakat, Pertukaran Budaya, dan Pariwisata

Para pemimpin menggarisbawahi rencana mereka untuk membina hubungan antar masyarakat dan pertukaran budaya yang lebih kuat sekaligus memperdalam kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan. Kedua belah pihak berupaya mencapai tujuan ini dengan mengembalikan jumlah relawan Peace Corps di Indonesia ke tingkat sebelum pandemi, terlibat dalam dialog lintas agama yang berkelanjutan melalui Dewan Agama dan Pluralisme Indonesia-Amerika Serikat, serta meningkatkan jumlah penerima beasiswa Fulbright antara Indonesia dan Amerika Serikat. Selain itu, para pemimpin ini berkomitmen untuk menumbuhkan pertukaran pendidikan, profesional, dan budaya, termasuk melalui Beasiswa Seni Budaya Indonesia, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Beasiswa Darmasiswa, Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), dan program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (KL-YES). Para pemimpin bersama-sama mengumumkan Kemitraan Pariwisata AS-Indonesia yang memperkuat peluang perjalanan dan pariwisata antara kedua negara. Presiden Biden memuji dukungan Presiden Widodo terhadap perwujudan kehadiran Universitas Georgetown di Jakarta, yang akan membantu Indonesia membangun sumber daya manusia dan kapasitas penelitian, sekaligus melatih generasi penerus spesialis kebijakan dari Amerika mengenai Indonesia dan Asia Tenggara.

Para pemimpin menyambut baik kerja sama lebih lanjut untuk mempromosikan bidang-bidang sains, teknologi, engineering (rekayasa), dan matematika (STEM) serta kolaborasi kewirausahaan, dengan fokus khusus pada perempuan dan kaum muda. Para pemimpin ini memuji semakin besarnya keterlibatan negaranya dalam pelestarian dan konservasi warisan budaya, termasuk melalui nota kesepahaman antara Smithsonian National Museum of Asian Art Amerika Serikat dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia. Para pemimpin tersebut mencatat rencana prakarsa YSEALI dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan inklusif, dukungan AS untuk melestarikan bahasa lokal Indonesia, kolaborasi untuk mendokumentasikan lebih dari 400 resep lokal di seluruh nusantara, dan rencana serangkaian diskusi mengenai praktik terbaik dalam pelestarian sejarah dan pengelolaan museum. Sebagai bagian dari kolaborasi ini, Presiden Widodo juga mengakui upaya AS dalam mendukung restorasi dan modernisasi Museum Nasional bersejarah Indonesia, serta museum dan situs-situs warisan budaya lainnya.

Memelihara Perdamaian dan Stabilitas di Indo-Pasifik dan Sekitarnya

Presiden Biden mengucapkan selamat kepada Presiden Widodo atas keberhasilan dalam tahun Indonesia sebagai ketua ASEAN dan menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan Indonesia di Indo-Pasifik. Presiden Widodo menyambut baik komitmen AS terhadap ASEAN, sebagaimana tercermin dalam peningkatan hubungan AS-ASEAN pada November 2022 menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif serta KTT Khusus ASEAN-AS 2022 di Washington, D.C. Para pemimpin menyambut baik penunjukkan Republik Demokratik Rakyat Laos sebagai ketua ASEAN pada tahun 2024.

Presiden Biden menyatakan dukungannya terhadap upaya ASEAN dalam menyelesaikan krisis di Myanmar. Para pemimpin terus menyerukan rezim untuk mengakhiri kekerasan yang mengerikan, memberikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, membebaskan semua orang yang ditahan secara tidak adil, dan membangun kembali jalan Myanmar menuju demokrasi inklusif. Mereka menegaskan kembali dukungan mereka yang berkelanjutan terhadap rakyat Myanmar, termasuk mereka yang menjadi pengungsi, dan terhadap Konsensus Lima Poin ASEAN.

Presiden Widodo menyambut baik dukungan AS terhadap sentralitas ASEAN dan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik, dan mengakui nilai mekanisme regional dan sub-regional di kawasan Asia-Pasifik dan Samudera Hindia yang bekerja sama dengan ASEAN dalam bidang-bidang tertentu yang menjadi kepentingan bersama. Presiden Widodo juga menyambut baik peran AS sebagai tuan rumah forum APEC tahun ini, dan para pemimpin menantikan penutupan yang sukses dari tahun Amerika Serikat sebagai tuan rumah APEC 2023.

Kedua pemimpin tersebut menggarisbawahi dukungan mereka yang teguh terhadap kebebasan navigasi di dan penerbangan di atas Laut Cina Selatan dan penghormatan terhadap kedaulatan dan hak kedaulatan serta yurisdiksi negara-negara pantai atas zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen mereka sesuai dengan hukum laut internasional, sebagaimana tercermin dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Amerika Serikat dan Indonesia juga mengakui pentingnya implementasi Deklarasi Perilaku Para Pihak (DoC) di Laut Cina Selatan tahun 2002 secara penuh dan efektif serta menegaskan kembali dukungan mereka terhadap upaya ASEAN untuk merumuskan Kode Etik yang efektif dan substantif di Laut Cina Selatan yang sesuai dengan hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982, serta menghormati hak dan kepentingan pihak ketiga. Para pemimpin mencatat keputusan pengadilan arbitrase tahun 2016, yang dibentuk berdasarkan UNCLOS. Presiden Biden dan Presiden Widodo menyambut baik penandatanganan Rencana Kerja bilateral mengenai Kerja Sama Keamanan Maritim, yang akan meningkatkan kapabilitas keamanan dan keselamatan maritim Indonesia, serta untuk mencegah dan melawan penangkapan ikan ilegal, tidak diatur, dan tidak dilaporkan, termasuk yang terkait dengan kelompok kriminal transnasional yang terorganisasi serta  kekerasan terhadap tenaga kerja.

Kedua pemimpin bertukar pandangan mengenai krisis yang sedang berlangsung di Gaza. Masing-masing presiden menyatakan posisi negaranya. Presiden Widodo juga menyampaikan pesan persatuan pada KTT Gabungan Arab-Islam di Riyadh pada 11 November 2023. Para pemimpin sepakat bahwa mereka harus bekerja sama dan dengan para mitra regional lainnya untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng melalui solusi dua negara.

Para pemimpin ini membahas perang terhadap Ukraina dan menyerukan Federasi Rusia untuk sepenuhnya menarik diri dari wilayah Ukraina, menggarisbawahi perlunya mencapai perdamaian yang adil dan abadi berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, termasuk integritas wilayah, kedaulatan, dan kemerdekaan politik Ukraina.

Amerika Serikat dan Indonesia menegaskan kembali dukungan bagi perwujudan perdamaian yang langgeng serta denuklirisasi menyeluruh di semenanjung Korea dan mendesak semua pihak terkait untuk memenuhi kewajiban dan komitmen internasional mereka secara penuh dan tegas, termasuk berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan.

Memperdalam Kerja Sama Pertahanan AS-Indonesia

Amerika Serikat dan Indonesia, berpedoman pada prinsip-prinsip demokrasi yang sama, berkomitmen untuk berupaya menegakkan hukum internasional, memperkuat kapasitas pemeliharaan perdamaian, dan meningkatkan kemampuan keamanan dan pertahanan bersama.

Para pemimpin ini mengumumkan niat mereka untuk meningkatkan kemitraan pertahanan kedua negara melalui Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (DCA) yang baru. Kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya memperkuat kerja sama praktis untuk menangani tantangan keamanan, termasuk melalui pertemuan rutin Dialog Keamanan Indonesia-AS dan Dialog Pertahanan Bilateral AS-Indonesia, serta keterlibatan bersama para pemangku kepentingan non-militer.

Kedua Pemimpin menentang terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan dalam segala bentuknya dan berkomitmen untuk bekerja sama mencegah dan melawan terorisme, termasuk pendanaannya, dengan cara yang konsisten dengan hukum hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter internasional.

Membina Kemitraan Jangka Panjang

Melihat ke masa depan, kedua pemimpin ini menggarisbawahi perlunya untuk terus memperdalam hubungan melalui pertukaran secara teratur di semua tingkat pemerintahan dan masyarakat sipil serta meningkatkan mekanisme dialog saat ini, termasuk Dialog Strategis Komprehensif antara Menteri Luar Negeri AS dan Menteri Luar Negeri Indonesia. Kedua negara bermaksud untuk memastikan negara lainnya mengisi staf dan mengelola fasilitas diplomatik dan konsulat yang memadai untuk mendukung peningkatan hubungan ini sesuai dengan konvensi internasional di mana kedua negara merupakan pihak; perjanjian bilateral antara Amerika Serikat dan Indonesia; dan hukum masing-masing kedua negara.