Pernyataan Menteri Michael R. Pompeo Terkait Peluncuran Laporan Praktik HAM di Negara-Negara Tahun 2019

Pernyataan Menteri Michael R. Pompeo Terkait Peluncuran Laporan Praktik HAM di Negara-Negara Tahun 2019 (State Dept.)

PERNYATAAN
Michael R. Pompeo, Menteri Luar Negeri
Ruang Konferensi Pers
Washington, DC
11 Maret 2020

Menteri Michael R. Pompeo Terkait Peluncuran Laporan Praktik HAM di Negara-Negara Tahun 2019

MENTERI POMPEO: Halo, semua. Selamat pagi. Setiap tahun selama 44 tahun, Departemen Luar Negeri mengeluarkan laporan hak asasi manusia berbasis fakta paling komprehensif.

Anggota tim Departemen Luar Negeri di Washington dan kedutaan besar kami di seluruh dunia bekerja sama dengan para pakar di berbagai negara untuk menyelesaikan pekerjan paling penting terkait topik penting ini.

Mereka senantiasa menetapkan standar tertinggi, dan tahun ini pun tidak berbeda.

Ini merupakan misi yang luas dan menantang, tapi hak asasi manusia adalah inti dari apa yang kita percayai sebagai rakyat Amerika, sehingga kita harus menjalankan ini dengan baik. Kepada Asisten Menteri Destro dan semua yang ikut mengerjakan laporan ini, saya ucapkan selamat. Terima kasih atas kerja kerasnya.

Sebagaimana yang tertuang dalam dokumen-dokumen yang menjadi dasar pendirian negara kita, tidak ada hal yang lebih fundamental bagi identitas nasional kita selain kepercayaan kita terhadap hak dan martabat setiap manusia. Ini termaktub dalam Deklarasi Kemerdekaan kita.

Terkait hal ini, semua warga Amerika mempunyai prinsip yang sama dengan orang-orang yang cinta damai di seluruh dunia.

Komisi Hak Asasi Departemen Luar Negeri sedang menggali akar mendalam kepercayaan fundamental rakyat Amerika terhadap nilai-nilai ini, dan saya menantikan untuk menerima hasil temuan mereka, sekitar perayaan 4 Juli tahun ini, yang merupakaan saat yang tepat.

Kita diberkati dengan hak asasi manusia di rumah kita yang terjaga. Namun, kita semua tahu bahwa hak hidup dan kebebasan serta mengejar kebahagiaan tidak hanya milik rakyat Amerika, tapi juga semua orang di mana pun mereka berada.

Hari ini, laporan ini menyinari tempat-tempat gelap yang melanggar hak-hak yang tadi disebutkan.

Pagi ini saya ingin menggarisbawahi beberapa contoh pelanggaran hak asasi manusia yang ditulis di dalam laporan 2019 yang terjadi di China, Iran, Venezuela, dan Kuba.

Di China, Partai Komunis China menggunakan sistem pengintaian berteknologi tinggi untuk  mengawasi orang-orang yang berpotensi menjadi pembangkang.

China memenjarakan pengikut agama minoritas di kamp interniran, sebagai bagian dari sejarah antipati terhadap pemeluk agama tersebut.

Seperti yang saya katakan tadi, catatan Partai Komunis China di Xinjiang merupakan “noda abad ini.” China mencoba menutup-nutupi aksinya dengan cara mengintimidasi para jurnalis.

Warga negara China yang menginkan masa depan yang lebih baik dibalas dengan kekerasan.

Pada Bulan Juli, Wang Meiyu berdiri di depan kantor polisi untuk menuntut diadakan pemilihan. Polisi menangkapnya, dan kurang dari tiga bulan kemudian istrinya mendapat telepon. Wang Meiyu meninggal dunia.

Istrinya tidak pernah mendapatkan penjelasan. Justru ia diminta datang untuk mengidentifikasi jenazah yang sudah sangat memar dan rusak hingga hampir tidak bisa dikenali.

Penyiksaan semacam ini juga tidak asing di Iran. Beberapa bulan yang lalu, pada 19 Desember, saya berbicara tentang Pouya Bakhtiari.

Ia adalah seorang teknisi muda berusia 27 tahun, dan satu dari ratusan ribu warga Iran yang memprotes rezim di sana musim gugur lalu. Ibundanya, Nahid, berada di sana bersamanya.

Pada penghujung hari, mereka tidak lagi berbaris bersampingan. Nahid memeluk jenazah putranya.

Pouya ditembak di kepala oleh aparat keamanan.

Namun, mimpi buruk keluarganya belum berakhir. Sejak paparan saya tiga bulan yang lalu, rezim di Iran melarang keluarga Pouya untuk berduka mengikuti kepercayaan yang mereka anut. Ketika mereka mencoba memakamkan Pouya, keponakan, kakek-nenek, orang tua, dan anggota keluarganya yang lain ditangkap.

Mereka sekarang telah dibebaskan, tapi mereka hidup dalam ketakutan sebagai tahanan rumah.

Hari ini, saya ingin orang-orang Iran yang hebat seperti keluarga Bakhtiari tahu bahwa Amerika mengenang mereka yang telah pergi dan berjuang untuk kemerdekaan mereka.

Laporan ini juga menjelaskan penganiayaan yang dilakukan setap hari oleh rezim tidak sah Maduro – setiap hari, terhadap rakyat Venezuela, termasuk pembunuhan di luar proses hukum, penghilangan paksa, penyiksaan, dan penahanan sewenang-wenang.

Tahun lalu, pemimpin oposisi Elwin Mendoza diseret ke pengadilan militer. Apa kesalahannya? Kesalahannya adalah memprotes, karena dia mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan.

Preman-preman Maduro memenjarakannya. Keluarga maupun dokter dilarang mengunjunginya. Satu bulan kemudian ia meninggal dunia, pada usia 34.

Yang ingin terakhir saya bahas pagi ini adalah Kuba. Nama Jose Daniel Ferrer muncul 17 kali di dalam laporan ini. Dia adalah satu dari ribuan tahanan politik yang, selama bertahun-tahun, diseret, dirantai, dan dipukuli oleh rezim setempat.

Besok dia akan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Kuba.

Tuduhan palsu yang kita saksikan ini mengikuti pola intimidasi sewenang-wenang terhadap warga negara Kuba yang kejahatannya adalah mengkritik kebijakan yang memberatkan negara tersebut selama 61 tahun terakhir.

Kita berdoa pada suatu hari rakyat Kuba, Venezuela, China, Iran, dan semua orang dapat berbicara dan berkumpul secara bebas tanpa rasa takut akan pemerintah mereka sendiri.

Laporan HAM 2019 ini menghargai mereka yang namanya tadi saya sebutkan dan mereka yang membayar dengan harga tertinggi saat berjuang untuk kemerdekaan dan untuk kehormatan manusia. Laporan ini merupakan bentuk penghargaan terhadap mereka yang dihukum karena kepercayaan mereka dan mereka yang meneruskan perjuangan.

Laporan ini juga mendorong perdamaian, akuntabilitas, dan keamanan dengan mengingatkan setiap pemerintah akan standar tinggi HAM yang harus mereka penuhi.

Dan terakhir, laporan ini merupakan tanda keyakinan berkelanjutan Amerika terhadap orang-orang di seluruh dunia yang menantang pemerintah mereka untuk menghormati dan menjunjung hak dasar bagi setiap warga negara mereka.

Asisten Menteri Destro, bagus sekali. Sekarang Bob akan menerima beberapa pertanyaan. Terima kasih.

Untuk Laporan Praktik HAM di Negara-Negara Tahun 2019, ikuti tautan berikut: https://www.state.gov/reports/2019-country-reports-on-human-rights-practices/