Seminar Kelompok Kerja Penerbangan Indonesia-AS
“Meningkatkan Kerjasama Penerbangan antara Indonesia-AS”
Seminar AWG Indonesia-AS untuk Menandai Satu Tahun Kerjasama Penerbangan
JAKARTA, Indonesia – Hari ini, Kelompok Kerja Penerbangan (Aviation Working Group/AWG) Indonesia-AS mengadakan seminar menandai peringatan satu tahun keberhasilan kerjasama AS-Indonesia di bidang penerbangan. Sejak dibentuknya AWG melaui penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Duta Besar AS Robert Blake tanggal 20 April 2015 lalu, AWG telah menjadi wadah bagi pihak-pihak pemangku kepentingan dalam bidang penerbangan dari Indonesia dan Amerika Serikat, sehingga dapat berhubungan satu sama dan memfasilitasi pertumbuhan sektor penerbangan di Indonesia. Sepanjang tahun lalu, AWG telah menyelenggarakan lokakarya mengenai manajemen lalu lintas udara dan keamanan penerbangan, dan memfasilitasi kunjungan pejabat penerbangan dan bandara ke AS dalam rangka mendukung kerjasama yang lebih luas di bidang penerbangan komersial.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Kementerian Perhubungan menjadi tuan rumah seminar yang mengetengahkan judul “Meningkatkan Kerjasama Penerbangan Indonesia-AS.” Dubes Blake yang hadir dalam seminar ini menyampaikan pidato ucapan selamat kepada AWG atas hasil yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, dan menegaskan kembali dukungan Kedubes AS untuk memperkuat hubungan kerjasama antara kedua negara. Seminar ini juga mencakup sesi komprehensif mengenai keselamatan, pelatihan, dan kebutuhan pemeliharaan (maintenance), yang akan membekali para pekerja profesional bidang penerbangan di Indonesia dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan.
Dalam rangkaian agenda seminar ini, diselenggarakan pula acara penandatanganan perjanjian hibah antara Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan RI. Pihak USTDA diwakili oleh Rosemary Gallant, Penasihat Urusan Dagang di Kedutaan Besar AS, sementara kementrian perhubungan diwakili oleh Dirjen Hubud Suprasetyo. Duta Besar Robert Blake dan Menhub Ignasius Jonan menyaksikan penandatanganan tersebut
Hibah dari USTDA akan digunakan untuk mendanai proyek pengembangan sistem keselamatan penerbangan di wilayah timur Indonesia, yang mencakup konsep operasi, rencana penanaman modal, dan pelaksanaan waktu guna meningkatkan praktik keselamatan penerbangan dan navigasi udara di Papua dan Maluku.
“Sebagai negara kepulauan yang luas dengan penduduknya yang besar dan dinamis, transportasi udara sangat penting bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia, baik lalu lintas angkutan penumpang maupun kargo,” kata Duta Besar AS Robert Blake setelah menyaksikan penandatanganan tersebut. “Hibah ini akan langsung mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan keselamatan udara dan juga memajukkan perekonomian, khususnya di wilayah Papua dan Maluku.”
Bantuan teknis ini akan membantu Ditjen Perhubungan Udara dalam memperbarui kemampuan navigasi udara serta meningkatkan keselamatan dan operasi penerbangan umum dan komersial di wilayah timur Indonesia. Untuk jangka panjang, proyek ini telah dirancang untuk membantu meningkatkan efisiensi sektor penerbangan sipil dan meningkatkan manajemen wilayah udara.
Hibah ini mendukung tujuan Pemerintah AS untuk meningkatkan kerjasama antara kedua negara serta mendukung pertumbuhan sektor penerbangan di Indonesia yang aman dan efisien.
# # #