Pernyataan Duta Besar AS Robert Blake Dalam Rangka Hari AIDS Sedunia (1 Desember) – “Kini Saatnya Untuk Bertindak”

Blank Template - Siaran Pers

JAKARTA – Pada Hari AIDS Sedunia tahun 2015, mari kita bayangkan sebuah dunia di mana kita memiliki segala sesuatu yang kita butuhkan – alat, ilmu pengetahuan, dan tujuan yang sama – untuk menurunkan jumlah infeksi baru HIV sebesar 90 persen di antara perempuan, laki-laki, dan anak-anak.  Bayangkan bahwa kita memiliki generasi bebas AIDS dimana HIV tidak lagi menjadi ancaman kesehatan masyarakat.  Ini bukan mimpi muluk – tapi merupakan kemungkinan luar biasa yang ada di hadapan kita sekarang.

Tapi kita harus merebut kesempatan ini untuk mewujudkannya.  Hari AIDS Sedunia tahun 2015 menjadi kesempatan untuk menghormati orang-orang yang telah kehilangan nyawa karena AIDS, orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS, dan orang-orang yang memberikan perawatan, keluarga, teman-teman, dan masyarakat yang mendukungnya.  Tapi hari AIDS Sedunia juga menandai suatu tonggak sejarah: masyarakat di seluruh dunia berkomitmen untuk mengakhiri epidemi HIV/AIDS pada tahun 2030 sebagaimana dinyatakan dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan tahun 2030 dan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Ini saatnya bagi kita untuk melaksanakan berbagai program yang memungkinkan kita menanggulangi epidemi HIV/AIDS.

Ilmu pengetahuan telah memberikan instrumen yang kaya untuk menghentikan HIV: obat yang lebih efektif dan telah terbukti secara klinis, alat diagnostik seperti tes kit yang mudah digunakan dan memberikan hasil dalam beberapa menit, tidak lagi berjam-jam atau atau berhari-hari, serta alat dan pendekatan yang lebih efektif untuk pencegahannya.  Sebagai contoh, kita tahu bahwa pengobatan antiretroviral (ARV) meningkatkan prospek kelangsungan hidup seseorang dan menjaganya tetap sehat hingga lebih dari dua kali lipat.  Pengobatan ARV juga dapat mencegah penularan dari orang-orang yang hidup dengan HIV terhadap pasangannya yang negatif HIV, dan penggunaan ARV secara teratur dapat melindungi seseorang dari infeksi.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menggunakan berbagai instrumen baru tersebut dalam Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS 2015-2019.  Yang akan dilakukan termasuk menjangkau dan menyediakan akses langsung terhadap pengobatan untuk populasi yang memiliki risiko lebih tinggi dari rata-rata terinfeksi HIV. Pelaksanaan strategi baru akan memastikan infeksi baru HIV dan kematian akibat AIDS menurun 50%; sedikitnya setengah dari orang yang hidup dengan HIV akan mendapatkan obat ARV yang dapat menyelamatkan nyawa, dan jumlah infeksi HIV pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif akan menurun secara signifikan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target baru yang ambisius yaitu menggabungkan pencegahan, pengujian dan pengobatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan terbaru, data terbaru serta obat-obatan dan alat-alat diagnostik yang lebih efektif, dikombinasikan dengan kerja keras para tenaga kesehatan, dokter, masyarakat dan organisasi masyarakat sipil.  Strategi ini juga membawa pelayanan lebih dekat dengan masyarakat yang membutuhkannya.  Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Rencana Darurat Presiden AS untuk AIDS (PEPFAR) sangat gembira dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia untuk menjawab tantangan dan mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030.  Melalui upaya bersama yang dilakukan dengan  beberapa organisasi masyarakat sipil lokal, USAID mampu menjangkau 100.589 anggota prioritas dan populasi kunci untuk memaparkan informasi tentang HIV/AIDS, dan 81 persen di antaranya telah melakukan tes HIV di fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun dan swasta.

Jadi sekarang kita memiliki ilmu, obat, dan dapat melihat hasil yang nyata saat kita semua bekerja sama: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Kementerian Kesehatan, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, organisasi keagamaan, PBB, serta berbagai lembaga donor.

Mencapai tujuan ini tentunya tidak mudah.  Untuk menjangkau orang-orang yang hidup dengan HIV, kita semua harus berbagi tanggung jawab dan bersama memperkuat upaya ini.  Kita semua paham apa yang harus kita lakukan untuk dapat mengendalikan epidemi, dan kini kita memiliki perangkat yang memungkinkan hal tersebut terwujud.  Melalui kemitraan, kita sudah mencapai banyak hal sejak epidemi berada di titik terburuk hingga sekarang, tetapi pekerjaan kita masih jauh dari selesai.

Ilmu pengetahuan telah memberikan solusi.  Kita memiliki banyak perangkat.  USAID dan PEPFAR bangga dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia dalam komitmennya untuk mengakhiri epidemi ini.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.usaid.gov/indonesia atau hubungi Communications Officer USAID, Swiny Andina di +62 (21) 3435-9000 atau sandina@usaid.gov.