Jayapura – Pada 8-13 Juni 2014, Duta Besar AS Robert Blake melakukan kunjungan ke Papua dan Papua Barat untuk bertemu dengan para pejabat pemerintahan, tokoh-tokoh masyarakat setempat, para alumni program-program pertukaran AS, serta meninjau program-program terkait pemberantasan HIV/AIDS, keanekaragaman hayati bahari dan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang didanai oleh pemerintah AS. Kunjungan Duta Besar Blake selama enam hari ini merupakan bagian dari kunjungannya keliling Indonesia yang bertujuan untuk melibatkan para pemimpin lokal, pebisnis, komunitas masyarakat madani, dan para pelajar dalam upaya meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan Amerika Serikat.
Dubes Blake tiba di Jayapura pada 8 Juni dan menggelar pertemuan dengan perwakilan-perwakilan masyarakat madani Papua dari segala lapisan dan menjamu para alumni program-program pertukaran yang disponsori oleh pemerintah Amerika yang pernah tinggal di sana. Dubes Blake berkomentar, “Amerika Serikat mengakui integritas wilayah Indonesia.

beserta batas-batasnya termasuk Papua. Kami juga mendukung dialog yang penting guna menyelesaikan permasalahan yang sudah lama ada. Dalam kunjungan ini, saya berdialog dengan para pejabat senior pemerintah, tokoh agama, adat, aparat polisi dan militer mengenai pentingnya hak setiap orang untuk dapat mengekspresikan dirinya secara bebas dan damai. Kami juga membahas manfaat yang akan diperoleh dengan diberikannya izin akses ke Papua bagi para wartawan internasional.
Pada 9 Juni, Duta Besar Blake berkunjung ke Manokwari menemui pimpinan gereja setempat dan berdiskusi tentang tantangan dan kesempatan yang ada di Papua Barat. Setelah itu, Duta Besar menemui Gubernur Papua Barat dan anggota Majelis Rakyat Papua – Papua Barat. Pertemuan ini menghasilkan keputusan berupa dukungan AS untuk pemerataan pembangunan di kawasan tersebut. Duta Besar Blake juga mengunjungi Universitas Papua dengan dua program kunjungan. Pertama, beliau mengunjungi kantor pelaksana program Universitas Papua yang bekerjasama dengan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan Konservasi Internasional untuk merintis dan membentuk kelembagaan bagi jaringan Kawasan Kelautan yang dilindungi guna melestarikan ekosistem kelautan di area kepala burung dan Raja Ampat, yaitu wilayah di Indonesia dengan prioritas tinggi untuk keanekaragaman hayati dan sumber daya perikanan. Para tenaga pengajar di Universitas Papua juga melaksanakan penelitian bersama dengan para peneliti dari universitas-universitas di Amerika melalui program USAID di bidang keanekaragaman hayati laut. Informasi lengkap mengenai proyek ini dapat dilihat di sini. Selain itu, beliau juga berkesempatan menemui para pelajar dari Papua peserta program kursus Bahasa Inggris dua kali seminggu selama dua tahun setelah pulang sekolah, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar AS.
Pada 10 Juni, Dubes Blake berkunjung ke Dosay untuk menghadiri upacara penandatanganan piagam antara Puskesmas Dosay dan Bupati Jayapura. Piagam ini menjelaskan program-program yang akan meningkatkan layanan puskesmas tersebut. Pemerintah AS, melalui USAID, memberikan bantuan kepada Puskesmas Dosay melalui pelatihan untuk meningkatkan administrasi kesehatan masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak, HIV/AIDS, dan tuberkulosis. Informasi lebih lanjut mengenai program tersebut ada di sini. “Amerika Serikat bangga dapat mendukung program-program untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Papua,” ungkap Dubes Blake. “Kami, melalui USAID, bermitra dengan pemerintah tingkat nasional dan setempat, pemuka masyarakat, pihak swasta, dan pemuka agama dan adat dalam program-program kesehatan, pendidikan, tata kelola pemerintahan, konservasi hutan, dan perubahan iklim. Pada 2013, Amerika Serikat berinvestasi sebesar 10 juta dolar AS dalam program pembangunan di Papua dan Papua Barat,” sambungnya. Selanjutnya, Dubes Blake bertemu dengan Gubernur Papua, Pangdam, dan Kapolda. Dubes Blake mengatakan, “Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, saya menyambut baik peningkatan kinerja aparat keamanan dalam HAM di Papua dan menekankan perlunya perkembangan yang berkesinambungan dalam menghadapi isu yang penting ini.”
Pada 11 Juni, Dubes Blake mengunjungi sebuah klinik kesehatan di daerah Wamena yang telah mendapat bantuan dari USAID, selain juga menemui Bupati Jayawijaya dan masyarakat lokal. Saat ini USAID bermitra dengan Dinas Kesehatan dan Komisi AIDS setempat untuk mendukung usaha klinik kesehatan tersebut untuk mencegah dan merawat penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit jangkitan seksual lainnya. Pada hari yang sama, Institut Pertambangan Nemangkawi, pusat pelatihan milik Freeport yang telah memberikan pelatihan bagi ribuan warga Papua agar bisa menjadi tenaga kerja terlatih di perusahaan itu ataupun sektor-sektor industri lainnya yang terkait. Beliau juga menanam pohon-pohon di kawasan pengawasan dan reklamasi lingkungan hidup Freeport dan menyaksikan bagaimana perusahaan ini menghijaukan kembali area-area sisa tanah pertambangan mereka serta melakukan riset tentang potensi pertanian di daerah tersebut. Pada pagi hari tanggal 12 Juni, beliau melakukan kunjungan ke tambang Freeport di Timika. Di fasilitas tersebut, Dubes Blake menyatakan bahwa, “Saya telah menyaksikan bagaimana Freeport melakukan berbagai kontribusi yang sangat dibutuhkan dan belum ada sebelumnya di Papua. Tidak saja menolong pembangunan ekonomi dan memberikan lapangan kerja bagi 30.000 warga, Freeport juga ikut memajukan masyarakat-masyarakat setempat dan institusi-institusi lokal. Tahun lalu, perusahaan ini telah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS di Papua untuk mendukung program-program pendidikan, penanggulangan penyakit malaria dan HIV serta berbagai program kesehatan lainnya. Perusahaan ini juga meluncurkan berbagai pelatihan dan program wirausaha yang mendorong terciptanya 120 bisnis baru yang dimiliki dan dijalankan oleh warga Papua.” Setelah itu, Duta Besar Blake melakukan perjalanan ke hulu sungai untuk melihat proyek manajemen lingkungan hutan bakau yang didukung oleh USAID.
Kawasan Mimika di Papua bagian selatan memiliki hutan bakau berkelas dunia dan USAID bersama para mitra lokalnya divsana telah meluncurkan program pelestarian 250.000 hektar hutan bakau dan lahan basah serta bekerjasama dalam program pengelolaan berkelanjutan yang sekaligus mencakup perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, mengurangi dampak perubahan iklim dan melakukan adaptasi akibat perubahan iklim. Silakan lihat di sini untuk informasi lebih lanjut tentang proyek ini. Setelah kunjungannya ke hutan bakau, Duta Besar Blake berbicara dengan para jurnalis lokal tentang kerjasama pembangunan antara pemerintah AS dan pemerintah daerah, serta LSM-LSM di Papua.