
Update terakhir: 5 Maret 2021
Informasi Kesehatan dan Medis
- Apa hal terpenting yang dapat saya lakukan untuk mengurangi kemungkinan tertular COVID-19? COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang menyebar di antara orang-orang, terutama ketika orang yang terinfeksi melakukan kontak dekat dengan orang lain. Bukti terkini menunjukkan bahwa cara utama penyebaran virus adalah melalui tetesan pernapasan di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat satu sama lain. Akibatnya, cara utama untuk mengurangi penularan adalah: Gunakan masker, berada sejauh 6 kaki/2 meter dari orang lain, hindari keramaian, cuci tangan Anda sesering mungkin, tinggallah di rumah jika Anda sakit.
- Apa cara utama penularan COVID? Apakah saya lebih mungkin tertular COVID dari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau permukaan yang disentuh oleh mereka? COVID-19 paling sering menyebar melalui kontak dekat dari orang ke orang. Orang yang secara fisik berada di jarak dekat (dalam jarak 6 kaki) dengan seseorang dengan COVID-19 atau memiliki kontak langsung dengan orang tersebut memiliki risiko infeksi terbesar. Orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala juga dapat menyebarkan virus ke orang lain. Infeksi terjadi terutama melalui paparan tetesan pernapasan ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menderita COVID-19. Inilah mengapa menjaga jarak sosial dan pemakaian masker secara signifikan mengurangi risiko penularan.Kita sekarang mengetahui bahwa risiko penularan dari fomites (benda mati yang dapat menularkan infeksi) sangat kecil dan bahaya utama adalah orang-orang yang berada di dekat satu sama lain. Akibatnya, untuk mengurangi penularandi tempat kerja, orang harus mempertimbangkan kembali berada di sekitar orang lain, daripada mengkhawatirkan virus yang terpapar dari keyboard dan menginfeksi mereka.
Komunikasi tentang kasus, pengujian, dan gejala
- Jika ada kasus dugaan atau positif, mengapa komunitas kedutaan tidak segera diberitahukan? Kami mengikuti pedoman US Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA) dalam pekerjaan Health Unit (HU) kami. Karenanya, kami tidak mengomunikasikan atau membagikan informasi medis individu dengan siapa pun tanpa persetujuan mereka, bahkan tidak juga dengan anggota keluarga. Meskipun ini tidak selalu menjadi kebiasaan di Indonesia, kami mematuhinya dengan ketat. Health Unit melakukan pelacakan kontak dengan kasus baru yang dikonfirmasi dan memberi tahu karyawan Bi-Mission jika mereka telah diidentifikasi sebagai kontak dekat. Beberapa kasus karyawan memberikan persetujuan mereka kepada kami untuk mengungkapkan nama mereka, dan yang lainnya tidak. Kita harus bekerja dalam kapasitas itu, terlepas dari keinginan orang lain untuk mengetahui lebih banyak daripada yang dapat kita bagikan.
- Bagaimana Unit Kesehatan berkomunikasi dengan karyawan yang sakit? Kami biasanya meminta nomor telepon karyawan yang terpapar sehingga kami dapat memperoleh informasi yang diperlukan dengan lebih cepat dan lengkap. Proses kami adalah selalu berkomunikasi langsung dengan pasien / karyawan kecuali mereka meminta kami untuk berbicara dengan orang lain. Kami selalu senang untuk berbicara dengan anggota keluarga karyawan atas permintaan mereka dan dengan izin eksplisit mereka. Anggota keluarga sering kali memiliki informasi berharga yang dapat sangat membantu, tetapi kita harus mendapat izin dari karyawan untuk memberikan informasi apa pun tentang situasi mereka.
- Apakah anggota keluarga Staf LE memiliki akses HU? Kami tidak melihat anggota keluarga Staf LE di HU, termasuk pengujian PCR untuk COVID-19. Kami tidak pernah melakukan ini, karena anggota keluarga ini tidak memiliki akses ke Kedutaan Besar HU dan kami tidak memiliki wewenang atau tanggung jawab untuk merawat mereka. Sementara anggota keluarga LE biasanya dilindungi oleh asuransi kesehatan karyawan, Health Unit terpisah dari asuransi kesehatan. Kami memang memiliki kemampuan untuk merujuk anggota keluarga LE untuk pengujian PCR melalui pengaturan pembayaran mitra lab di luar , asalkan mereka memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
- Apa itu program dan Syarat-syarat pemeriksaan PCR Staf LE dan anggota keluarga? Apakah Staf LE dan keluarga memenuhi syarat untuk mendapatkan perawatan di HU? Program pemeriksaan PCR kami untuk Staf LE dan anggota keluarga dimulai pada bulan Juli. Ini pada dasarnya mencakup biaya pemeriksaan PCR ketika seorang anggota staf LE dirujuk dari HU. Ini dirancang untuk mencakup kasus klinis atau kontak dekat di mana paparan tempat kerja mungkin berperan dalam penularan ke satu atau lebih karyawan. Itu tidak pernah dimaksudkan untuk membayar tes PCR apa pun yang mungkin diperlukan atau diinginkan oleh karyawan LE atau anggota keluarganya. Secara umum, kami menganggap karyawan yang bergejala memenuhi syarat dan juga kontak dekat mereka di tempat kerja yang mungkin telah terpapar. Jika anggota keluarga juga sakit dengan kemungkinan gejala COVID-19, kami dapat merujuk mereka untuk pemeriksaan . Kami tidak pernah merujuk karyawan atau anggota keluarga yang satu-satunya kontak erat mereka adalah anggota keluarga lain yang tidak berdampak pada tempat kerja di Kedutaan. Mandat HU untuk bekerja dengan Staf LE mencakup perawatan darurat terkait pekerjaan dan kesehatan kerja. Kami telah mengembangkannya secara signifikan untuk melindungi seluruh tenaga kerja kami dari dampak penularan COVID-19 di NEC. Kami menyadari bahwa kami tidak dapat sepenuhnya menangani semua masalah COVID-19 yang mungkin dihadapi oleh staf LE kami.
- Apa pro dan kontra untuk pemeriksaan Staf LE di HU daripada dengan mitra lab lokal? Ketika kami setuju bahwa seorang karyawan LE harus melakukan pemeriksaan dengan PCR, kami menawarkan mereka rujukan dari lab luar atau terkadang melakukannya di HU. Hasil dari HU selalu lebih cepat, tetapi hasil kami tidak diakui sebagai resmi oleh Pemerintah Indonesia. Semua PCR LE positif di HU dikirim ke Institut Ejikman untuk konfirmasi, sehingga kasus ini menjadi “resmi”. Staf LE seringkali lebih suka PCR dilakukan dengan laboratorium lokal, sehingga mereka dapat menggunakan hasilnya untuk mencari perawatan di fasilitas lokal. Berbagai persyaratan ini biasanya menyebabkan hasil tertunda.
- Bagaimana pemeriksaan rapid antigen mengubah kebutuhan untuk pemeriksaan PCR? Dengan diperkenalkannya tes antigen rapid, kebutuhan untuk pengujian PCR dalam setiap kasus telah berubah. Jika seorang karyawan bergejala dan memiliki tes antigen rapid yang positif, PCR tidak diperlukan. Kami menganggap mereka sebagai kasus yang dikonfirmasi dan tidak akan menawarkan mereka pemeriksaan PCR di HU atau merujuk mereka untuk pemeriksaan. Tujuan penggunaan tes antigen rapid adalah bahwa tes tersebut lebih mudah diakses daripada PCR, dan dengan demikian dapat memungkinkan upaya diagnostik yang lebih cepat dan lebih luas. Kami mengetahui bahwa beberapa fasilitas Puskesmas memerlukan PCR untuk mengonfirmasi kasus COVID-19, sementara yang lain mungkin tidak. Health Unit mengikuti pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. dalam rekomendasi kami sendiri untuk pemeriksaan. Kami akan melakukan yang terbaik untuk bekerja sesuai dengan persyaratan Pemerintah Indonesia tetapi tidak dapat menjamin pemeriksaan rujukan yang kami rasa tidak diperlukan.
- Apa tanggung jawab staf HU setelah jam kerja dan di akhir pekan-siapa yang mereka layani? Kami menerima dan menanggapi email dari orang Amerika setelah jam kerja dan pada akhir pekan. Perawat dan dokter kami memberikan perlindungan 24/7 kepada orang Amerika untuk keadaan darurat medis. Kami tidak menawarkan layanan yang sama kepada anggota Staf LE. Staf LE seharusnya bergantung pada asuransi kesehatan mereka dan Puskesmas setempat dalam situasi tersebut. Kami menjawab email dari Staf LE dengan masalah COVID yang tidak mendesak selama akhir pekan. Pelacakan kontak dan manajemen kasus kami dilakukan setiap hari dalam seminggu. Mengirim email ke HU adalah jalan yang tepat untuk pertanyaan dan kami menjawabnyadalam waktu 24 jam.
- Apa yang terjadi ketika seorang anggota Staf LE menghubungi HU dengan gejala atau hasil tes Covid-19? Ketika seorang anggota Staf LE menghubungi HU dengan gejala atau hasil tes, perawat mengumpulkan informasi tentang situasi mereka, gejala apa pun, tanggal terakhir bekerja dan rekan kerja yang mungkin terkena dampak dalam kurun waktu penularan. Kami menggunakan definisi dan waktu kontak dekat dari CDC untuk menentukan apakah karyawan USG lainnya mungkin terpapar dan menugaskan pelacak kontak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan memberikan pendidikan dan rekomendasi. Dalam situasi di mana waktu timbul gejala dan kehadiran karyawan di tempat kerja tidak mengidentifikasi kontak dekat saat bekerja, kami tidak melakukan hal-hal lebih lanjut selain memberi nasihat klinis. Perawat dan dokter kami sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh karyawan, jadi informasi yang diberikan selama panggilan telepon awal sangat penting untuk cara kami merespons dan siapalagi yang mungkin perlu kami hubungi.
- Mengapa HU tidak memberikan lebih banyak dukungan kepada Staf LE -seperti mencari dokter, klinik, atau rumah sakit untuk pemeriksaan atau perawatan karyawan atau anggota keluarga yang sakit? Meskipun kita semua setuju bahwa ada kesenjangan besar dalam ketersediaan diagnosis dan pengobatan COVID-19 di Jakarta dan di tempat lain, HU tidak dapat memikul tanggung jawab untuk setiap Staf LE kami atau anggota keluarganya. Kami tidak berwenang, didanai, atau dikelola untuk memenuhi tujuan itu. Tujuan kami adalah untuk memberikan suport pada mereka yang tidak bekerja yang dengan gejala, membantu untuk pemeriksaan saat situasinya memungkinkan, dan mengijinkan karyawan untuk kembali bekerja. Staf Amerika di HU tidak memiliki izin praktik kedokteran di Indonesia, dan Staf LE harus berpraktik di bawah aturan Pemerintah A.S. Meskipun kami ingin untuk bisa menawarkan rekomendasi tentang rumah sakit dan dokter tertentu kepada Staf LE kami, kami tidak dapat melakukannya.Selama pandemi, kami mendengar dari banyak Staf LE bahwa sangat sulit menemukan perawatan kesehatan untuk COVID-19, dan bahwa biaya perawatan sangat tinggi dimana asuransi kesehatan tidak menanggung tes atau perawatan. Ini adalah sesuatu yang kami harap dapat berhasil diatasi dengan penyedia asuransi kesehatan atau melalui perubahan kebijakan pemerintah.
Transportasi
- Apakah ada kebijakan tentang pegawai kedutaan yang menggunakan transportasi umum untuk berangkat kerja? Tidak ada kebijakan tentang ini karena Kedutaan tidak dapat mendikte apa yang orang lakukan dalam kehidupan pribadinya. Disarankan agar personel kita tidak naik angkutan umum dan menghindari keramaian, tetapi kita mengetahui bahwa bagi sebagian orang itu tidak mungkin.
- Untuk menghindari keramaian di kereta dan di bis, akan lebih baik jika terdapat jam kerja yang fleksibel dan / atau dapat berangkat lebih awal setelah pekerjaan selesai. Apakah ini mungkin? Dengan senang hati kami mempertimbangkan jadwal kerja yang fleksibel. Harap diskusikan hal ini dengan manajer untuk melihat apa yang memungkinkan dalam situasi Anda.
Mendisinfeksi Permukaan
- Apakah ruang kerja orang yang terinfeksi akan didesinfeksi setelah mereka dipastikan positif COVID karena virus dapat bertahan dari berjam-jam hingga berhari-hari di permukaan? Secara umum, ya, meskipun cakupannya tergantung pada berapa lama mereka telah absen dari ruang tersebut. Staf kustodian telah dilatih tentang cara membersihkan dan mendisinfeksi permukaan di sekitar tempat kerja dengan benar. Fasilitas harus diberitahukan ketika terdapat kasus sehingga mereka dapat fokus pada area yang terlibat. Pada saat yang sama, penting untuk diingat bahwa risiko penularan dari benda mati sangat kecil dan bahaya utamanya adalah orang-orang yang berdekatan satu dengan yang lain.
- Karena Kedutaan secara resmi tutup pada akhir pekan, apakah petugas kebersihan akan mendisinfeksi (menyemprot) kantor kita? Fasilitas dan Health Unit telah mengembangkan kebijakan pembersihan standar untuk Kedutaan yang sejalan dengan rekomendasi CDC. Penggunaan penyemprotan disinfektan yang sembarangan tidak dianjurkan, karena hanya sedikit manfaatnya dan bisa berbahaya.
- Jika seorang kontraktor jatuh sakit dan memiliki satu atau lebih gejala seperti yang terdaftar oleh unit kesehatan medis, apa protokolnya? Haruskah kami meminta mereka untuk melapor ke HU? Kontraktor yang secara fisik berada di Kedutaan dapat berkonsultasi dengan Health Unit terkait gejala COVID, namun secara umum Health Unit tidak bertanggung jawab atas perawatan medis kontraktor pihak ketiga. Setiap Staf LE yang berpotensi terpapar oleh kontraktor sewaktu menjalankan tugas akan di tes oleh HU.
Interaksi dengan Pengunjung dan Masyarakat Umum Saat Berada di Kedutaan
- Karena CDC saat ini mewajibkan para pelaku perjalanan untuk menunjukkan hasil negatif COVID 19, maka untuk melindungi kesehatan dan keselamatan staf Kedutaan, haruskah kami mewajibkan hasil tes negatif untuk pengunjung Kedutaan, termasuk pemohon visa dan paspor? Departemen Luar Negeri meninjau gagasan ini di tingkat global dan memutuskan bahwa hal tersebut tidak akan efektif. Hal ini karena hasil PCR yang negatif tidak akan memastikan 100% keamanan bagi orang-orang dan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa seseorang tetap dapat tertular COVID-19 di antara tes mereka dan saat mereka datang ke Kedutaan.
- Apakah ada tindakan tambahan yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pengunjung Kedutaan dalam keadaan sehat? Keputusan untuk tidak menerapkan pemeriksaan suhu berdasarkan bukti medis dibuat sejak awal pandemic, karena rasa aman yang salah yang diberikannya. Seiring berkembangnya pengetahuan kita tentang virus COVID-19, penelitian terus mendukung hal ini. Demam pasti ada pada beberapa individu dengan COVID-19, tetapi kita sekarang tahu bahwa banyak penderita Covid yang tidak demam dan banyak yang tidak menunjukkan gejala. Papan pemberitahuan gejala COVID-19 dan juga meminta mereka yang sakit untuk kembali lain waktu, telah dicantumkan juga dalam surat janji temu dan ditempatkan di depan Kedutaan. Siapapun yang tampak memiliki gejala ketika mereka tiba di Kedutaan akan dengan sopan diberitahu untuk pulang dan menjadwal ulang janji temu mereka.
- Karena sering berinteraksi dengan publik, akan sangat bermanfaat jika Kedutaan menyediakan N95 dan pelindung wajah untuk staf yang berinteraksi dengan publik. Apakah hal ini dimungkinkan? Masker N95 adalah untuk petugas kesehatan dan tidak akan diberikan kepada pegawai Kedutaan lainnya. HU berencana untuk memasok masker bedah sederhana ke bagian-bagian tertentu, termasuk Konsuler. Pelindung wajah tidak direkomendasikan oleh CDC karena tidak efektif di tempat umum di luar pekerjaan tertentu. Kedutaan baru-baru ini mengeluarkan panduan tentang bagaimana membuat masker lebih efektif, termasuk masker ganda.