BENGKULU, Indonesia – Amerika Serikat dengan kapal rumah sakit angkatan laut-nya USNS Mercy (T-AH 19) serta negara-negara peserta Pacific Partnership 2018 tiba di Bengkulu pada 29 Maret.
Kegiatan di Bengkulu ini akan berlangsung hingga 12 April, dan para peserta akan bekerja sama dengan tenaga medis profesional Indonesia, berpartisipasi dalam proyek teknik sipil, melakukan latihan bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat.
“Kami senang bisa bekerja sama dengan para sahabat kami di Bengkulu,” ujar Kolonel laut David Bretz, komandan misi Pacific Partnership. “Kunjungan ini dimaksudkan untuk melanjutkan kemitraan yang kuat antara kami dengan pihak militer serta masyarakat Indonesia. Saya berharap, dari serangkaian latihan dan acara di Bengkulu ini, kita bisa belajar dari satu sama lain dan mempererat ikatan antara kedua negara kita.”
Dalam acara pembukaan acara Pacific Partnership 2018 di Kantor Gubernur Bengkulu Duta Besar Donovan menyampaikan bahwa “Kegiatan ini sungguh merupakan kemitraan antarnegara di wilayah Pasifik. Selama di Indonesia, lebih dari 800 personil militer dan sipil dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, Prancis, Korea Selatan, Singapura, dan Jepang akan ikut ambil bagian. Mereka semua akan bekerja secara berdampingan dengan personil TNI dan para anggota komunitas lokal di Bengkulu untuk meningkatkan kapasitas, memperkuat kemitraan regional, dan mengembangkan kerjasama multilateral untuk kesiapsiagaan terhadap bencana.”
Pacific Partnership adalah misi tanggap bencana multilateral tahunan terbesar yang digelar di kawasan Indo-Pasifik. Misi tahun ini melibatkan personel militer dan sipil dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, Perancis, Peru, dan Jepang.
Duta Besar Donovan juga menekankan “Yang paling penting, Pacific Partnership terus memperkokoh hubungan regional kita yang menjadi kunci untuk menyempurnakan kemampuan bersama kita menghadapi bencana besar. Kita belajar setelah terjadinya bencana tsunami yang menghancurkan pada 2004 tentang pentingnya kerjasama multilateral sipil-militer di antara negara-negara mitra di Pasifik dan tentang apa yang dapat kita raih jika kita bekerja sama. Para ilmuwan menyebut Indo-Pasifik sebagai “Cincin Api Pasifik” – jadi yang penting bukan “jika” namun “kapan” kita perlu untuk bekerja sama lagi menghadapi bencana yang besar.”
Setelah Indonesia, USNS Mercy akan melakukan kunjungan ke Malaysia, Sri Lanka, Vietnam, dan Jepang, untuk memperkuat aliansi, kemitraan, dan kerja sama multilateral di wilayah Indo-Pasifik.